JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menggelontorkan biaya sebesar Rp 10,3 miliar untuk biaya eksplorasi Mei lalu. Biaya ini untuk ekplorasi tambang nikel, emas dan bauksit.Rinciannya, biaya sebesar Rp 3,3 miliar untuk eksplorasi tambang nikel di Maluku Utara dan Sulawesi Selatan, sebesar Rp 5,2 miliar dihabiskan untuk penambangna emas di Sumatera, Jawa dan Sulawesi dan sisanya untuk mengorek bauksit di Kalimantan Barat.Tahun 2010, ANTM menganggarkan US$ 180 juta untuk belanja modal atau capital expenditure (capex). Belanja modal ini untuk membuka tambang emas baru di Cibaliung sebesar US$ 40 juta. Lalu, sebanyak US$ 70 juta untuk biaya operasional rutin, sedangkan sisanya untuk biaya akuisisi tambang emas dan batubara.Sebelumnya, Direktur Utama ANTM Alwin Syah Loebis menambahkan, perusahaannya berupaya melakukan diversifikasi usaha. Di masa depan,ANTMtidak akan mengandalkan peruntungannya dari bisnis emas, nikel dan alumina. "Ke depan, kami akan mengembangkan bisnis lebih ke hilir lagi, yaitu stainless steel," tambah dia. Sembari menyelesaian proses kajian pabrik tersebut,ANTM berusaha mempercepat pembangunan sejumlah proyek utama. Sebagai contoh proyek Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan.ANTMtelah menunjuk konsorsium yang dipimpin PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai pelaksana pembangunan proyek yang diestimasi menelan biaya sekitar US$ 400 juta. Hingga pukul 11.00 WIB, harga saham ANTM sudah sebesar Rp 1.950 per saham atau naik 1,95% dari harga pembukaan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Per Mei lalu, ANTM Kucurkan Biaya Eksplorasi Rp 10,3 miliar
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menggelontorkan biaya sebesar Rp 10,3 miliar untuk biaya eksplorasi Mei lalu. Biaya ini untuk ekplorasi tambang nikel, emas dan bauksit.Rinciannya, biaya sebesar Rp 3,3 miliar untuk eksplorasi tambang nikel di Maluku Utara dan Sulawesi Selatan, sebesar Rp 5,2 miliar dihabiskan untuk penambangna emas di Sumatera, Jawa dan Sulawesi dan sisanya untuk mengorek bauksit di Kalimantan Barat.Tahun 2010, ANTM menganggarkan US$ 180 juta untuk belanja modal atau capital expenditure (capex). Belanja modal ini untuk membuka tambang emas baru di Cibaliung sebesar US$ 40 juta. Lalu, sebanyak US$ 70 juta untuk biaya operasional rutin, sedangkan sisanya untuk biaya akuisisi tambang emas dan batubara.Sebelumnya, Direktur Utama ANTM Alwin Syah Loebis menambahkan, perusahaannya berupaya melakukan diversifikasi usaha. Di masa depan,ANTMtidak akan mengandalkan peruntungannya dari bisnis emas, nikel dan alumina. "Ke depan, kami akan mengembangkan bisnis lebih ke hilir lagi, yaitu stainless steel," tambah dia. Sembari menyelesaian proses kajian pabrik tersebut,ANTM berusaha mempercepat pembangunan sejumlah proyek utama. Sebagai contoh proyek Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan.ANTMtelah menunjuk konsorsium yang dipimpin PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebagai pelaksana pembangunan proyek yang diestimasi menelan biaya sekitar US$ 400 juta. Hingga pukul 11.00 WIB, harga saham ANTM sudah sebesar Rp 1.950 per saham atau naik 1,95% dari harga pembukaan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News