KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten baja milik negara, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus menggenjot kinerja di sisa tahun ini. Salah satu strategi yang dilakukan adalah terus menggecarkan penjualan ekspor baja ke negara-negara prospektif Melati Sarnita, Direktur Komersial Krakatau Steel menuturkan, hingga tutup tahun 2022, target penjualan ekspor yang ditetapkan KRAS sebesar 270.800 metrik ton (MT), yang terdiri atas produk hot rolled coil, hot rolled plate dan hot rolled pickled oil. Sampai dengan September 2022, realisasi penjualan ekspor KRAS telah mencapai 342.490 MT. Realisasi tersebut setara 126% dari target yang telah ditetapkan oleh KRAS pada tahun ini. Realisasi penjualan ekspor ini berkontribusi sebesar 23.08% dari total pendapatan KRAS
Melati merinci, faktor yang mendorong kenaikan ekspor KRAS diantaranya adalah berakhirnya masa pengenaan ataupun pencabutan tindakan trade remedies di suatu negara. Yakni berupa bea masuk anti dumping (BMAD), bea masuk imbalan (BMI), maupun bea masuk tindakan perdagangan (BMTP) yang dikenakan untuk produk baja asal Indonesia.
Baca Juga: Operasikan Blast Furnace, Krakatau Steel (KRAS) Gandeng Produsen Baja Terbesar China Di samping itu, masih berlangsungnya konflik Rusia-Ukraina hingga saat ini menyebabkan negara-negara yang selama ini bergantung pada produk besi dan baja Rusia-Ukraina, mengalihkan pembelian mereka. Hal ini dimanfaatkan produsen baja nasional untuk masuk ke negara-negara tersebut. Beberapa negara juga tercatat mengalami peningkatan kebutuhan baja seperti China, negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Taiwan, Thailand, Malaysia, serta beberapa negara Eropa. Sedangklan, negara-negara yang biasa menjadi pangsa ekspor KRAS antara lain, Malaysia, Australia, dan Italia. Melati mengaku, KRAS telah berhasil membuka pasar baru ekspor untuk tahun 2022, diantaranya Pakistan, Vietnam, Turki, Mesir dan Yunani. “Setelah berhasil membuka pasar ekspor baru pada awal tahun 2022, KRAS juga terus berupaya melakukan ekspansi penjualan ke pasar baru seperti Timur Tengah, Eropa dan Amerika Latin, dengan tetap memperhatikan peningkatan penjualan ke negara negara regular ekspor,” terang Melati kepada Kontan.co.id, Jumat (14/10). Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Melati menegaskan KRAS memiliki prioritas yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pasar domestik terlebih dahulu. Namun, dalam kondisi tertentu seperti adanya penurunan permintaan pasar domestik, ekspor menjadi penyeimbang (balancing) dan alternatif lain untuk mendorong penjualan KRAS.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Lunasi Utang Kepada Commerzbank AG Sebesar US$ 216 Juta Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat