SUKOHARJO. Industri kecil dan menengah yang memproduksi jamu masih menemui kesulitan dalam mendapatkan perizinan, terutama soal biaya untuk pemeriksaan laboratorium. Di sisi lain, industri jamu diharapkan menjaga produknya agar aman dan terjamin kualitasnya. Hal ini dikemukakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia Jawa Tengah Nyoto Wardoyo, Sabtu (24/11/2012). Sehari sebelumnya, Ia menghadiri acara pemecahan rekor minum jamu terbanyak bersama pramuka di alun-alun Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kegiatan yang diikuti 15.080 pramuka di Kwartir Cabang Sukoharjo ini memecahkan rekor sebelumnya berdasarkan penilaian Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). "Biasanya kesulitannya saat harus membuat data-data laboratorium mengenai kandungan bahan aktif. Biayanya untuk satu jenis zat saja Rp 1 juta. Padahal yang harus diuji banyak jamu," kata Nyoto.
Perajin jamu masih kesulitan urus perizinan
SUKOHARJO. Industri kecil dan menengah yang memproduksi jamu masih menemui kesulitan dalam mendapatkan perizinan, terutama soal biaya untuk pemeriksaan laboratorium. Di sisi lain, industri jamu diharapkan menjaga produknya agar aman dan terjamin kualitasnya. Hal ini dikemukakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia Jawa Tengah Nyoto Wardoyo, Sabtu (24/11/2012). Sehari sebelumnya, Ia menghadiri acara pemecahan rekor minum jamu terbanyak bersama pramuka di alun-alun Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kegiatan yang diikuti 15.080 pramuka di Kwartir Cabang Sukoharjo ini memecahkan rekor sebelumnya berdasarkan penilaian Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). "Biasanya kesulitannya saat harus membuat data-data laboratorium mengenai kandungan bahan aktif. Biayanya untuk satu jenis zat saja Rp 1 juta. Padahal yang harus diuji banyak jamu," kata Nyoto.