JAKARTA. Akibat kenaikan harga kedelai yang tak wajar dan telah menembus angka Rp 9000 per kilogram (Kg), produsen tempe dan tahu di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya telah memutuskan, akan melakukan mogok produksi massal selama tiga hari. Aksi mogok ini dilakukan agar pemerintah melakukan langkah strategis mengendalikan harga kedelai impor. Aksi mogok produksi ini pernah dilakukan tahun 2012 lalu saat harga kedelai impor melonjak tajam dan tak terkendali. Namun, kapan mogok produksi 3 hari akan dilakukan, para produsen dan peajin tahu tempe, masih melihat perkembangan harga kedelai dalam satu dua hari ini sekaligus melihat langkah pemerintah untuk mengatasinya.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Puskopti DKI Jakarta, Suyanto, yang juga menjabat Sekertaris Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo), Sabtu (24/8). Menurut Suyanto, keputusan mogok produksi massal selama 3 hari yang akan dilakukan para produsen dan pengrajin tahu tempe di DKI Jakarta ini, merupakan hasil keputusan rapat Puskopti (Pusat Koperasi Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) DKI Jakarta, pada Jumat (23/8) kemarin. "Sudah diputuskan dalam rapat kemarin, kami akan mogok produksi. Kapan akan dimulainya belum ditentukan, karena keputusan ini akan kami bawa ke rapat Gakopti (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) terlebih dahulu," kata Suyanto. Selain itu, kata Suyanto pihaknya masih melihat perkembangan dalam satu dua hari ini sekaligus melihat adakah langkah serius pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Aksi mogok produksi ini, kata Suyanto, terpaksa dilakukan pihaknya karena hingga saat ini pemerintah masih belum melakukan langkah strategis untuk menekan kenaikan harga kedelai yang diprediksi akan terus terjadi hingga Oktober nanti. Pemerintah terutama Badan Urusan Logistik (Bulog) seharusnya segera merealisasikan Peraturan Presiden nomor 32 tahun 2013 tentang penugasan kepada Bulog untuk Pengamanan harga dan Penyaluran Kedelai serta Permendag nomor 26/M-DAG/PER/5/2013 yang menyatakan harga beli kedelai kepada petani dipatok Rp 7.000 dan harga kepada pengrajin sebesar Rp 7.450. "Kami berharap ada realisasi kebijakan ini yang dilakukan pemerintah," kata Suyanto.
Selain memutuskan untuk mogok produksi, Suyanto menuturkan dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan instruksi kepada sekitar 115.000 produsen tahu dan tempe di seluruh Indonesia yang menjadi anggota Gakopti untuk menyikapi kenaikan harga kedelai sebelum aksi mogok dilakukan. Hal ini, agar tidak terjadi gesekan atau kesalahpahaman antara para produsen tempe dan tahu. "Supaya ada keseragaman dari semua produsen dan perajin. Juga tidak saling menjatuhkan, dalam menyikapi kenaikan harga kedelai ini," katanya. Menurutnya kelangkaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe merupakan permainan mafia importir. Sehingga membuat harga pangan pokok masyarakat Indonesia itu kini melambung tinggi. (Tribunnews) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan