Perak Salip Nvidia, Jadi Aset Terbesar Kedua Dunia Setelah Emas



KONTAN.CO.ID - Harga perak sempat menyalip Nvidia Corp. dan menjadikannya aset paling bernilai kedua di dunia setelah emas pada Senin (waktu setempat). Peristiwa langka ini menandai pergeseran besar minat investor dari saham teknologi ke komoditas berwujud.

Mengutip Hindustan Times, nilai total perak yang beredar di atas permukaan bumi melonjak menjadi sekitar US$ 4,65 triliun pada perdagangan awal, setelah harganya menembus US$ 80 per ons untuk pertama kalinya. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan kapitalisasi pasar Nvidia yang tercatat sekitar US$ 4,60 triliun, berdasarkan data Bloomberg.

Namun, lonjakan itu tidak bertahan lama. Aksi ambil untung membuat harga perak berbalik turun. Harga spot perak sempat melonjak hingga 6% ke level tertinggi US$ 84,01 per ons, sebelum akhirnya terkoreksi tajam. Pada pukul 10.30 waktu Singapura, harga perak turun 1% ke kisaran US$ 78,50 per ons.


Meski demikian, momen ketika nilai perak melampaui Nvidia menjadi tonggak penting. Untuk pertama kalinya di era digital modern, sebuah komoditas industri berhasil mengungguli perusahaan teknologi terbesar dunia, dan kini hanya berada di bawah emas dalam peringkat aset global.

Perak masih berada di jalur kenaikan tahunan lebih dari 160%, kinerja terbaiknya sejak 1979. Reli panjang logam mulia ini didorong oleh pembelian agresif bank sentral, aliran dana ke ETF, serta tiga kali pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed). Suku bunga yang lebih rendah menguntungkan komoditas karena tidak memberikan imbal hasil bunga, dan pelaku pasar kini berspekulasi akan ada pemangkasan lanjutan pada 2026.

Baca Juga: Ekonomi Rusia Tertekan, Pejabat Peringatkan Risiko Krisis Perbankan

“Kita sedang menyaksikan gelembung generasi di pasar perak,” ujar analis pasar IG Australia, Tony Sycamore, kepada Bloomberg News. 

Ia menilai pengembangan tambang baru bisa memakan waktu hingga 10 tahun, sementara arus modal terus mengalir deras ke logam mulia, sehingga sulit memprediksi kapan reli ini akan mereda.

Tekanan Pasokan Fisik

Kenaikan harga perak didorong oleh dua faktor utama: defisit pasokan fisik yang kronis dan kembalinya permintaan sebagai aset moneter.

Berbeda dengan emas yang sebagian besar disimpan sebagai investasi, sekitar 50% pasokan perak global digunakan untuk kebutuhan industri. Pertumbuhan pesat sektor panel surya dan elektrifikasi kendaraan telah menguras stok perak di gudang London dan New York ke level terendah dalam beberapa dekade.

Baca Juga: Trump Bertemu Netanyahu, Dorong Kemajuan Gencatan Senjata di Gaza

Ironisnya, ledakan industri kecerdasan buatan (AI) yang mengangkat nilai Nvidia justru memperparah kelangkaan perak. Konduktivitas perak yang sangat tinggi membuatnya menjadi material penting dalam konektor dan sirkuit berperforma tinggi di pusat data dan perangkat keras AI.