JAKARTA. Mengekor pergerakan emas, harga perak pun fluktuatif, dengan kecenderungan turun. Pemicunya, pasar berspekulasi China akan mengurangi impor logam. Kemarin (21/1), hingga pukul 16.20 WIB, harga perak untuk kontrak pengiriman Maret 2014 di Bursa Commodity Exchange (Comex) turun 1,08% ke level US$ 20,09 per ons troi. Namun, pada perdagangan pagi, harga perak sempat naik 0,13%.Analis komoditas, Ibrahim menilai, harga perak bergerak sesuai aspek fundamental, yaitu kondisi ekonomi China. Pada awal pekan ini, China merilis data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) secara year on year (yoy) turun menjadi 7,7% dari 7,8%. Data ini memicu spekulasi, Pemerintah China akan menggelontorkan stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Ini sempat mendongkrak harga emas pada awal pekan.Tapi, di sisi lain, data itu juga menimbulkan spekulasi, China bakal mengurangi impor logam mulia. Sekadar gambaran, Negeri Tembok Raksasa itu merupakan salah satu pengimpor emas terbesar di dunia. Asumsi ini berdampak jatuhnya harga logam mulia lain, seperti perak.Ibrahim menduga, koreksi harga perak masih berlanjut selama kuartal I-2014. Pasalnya, asumsi pengucuran stimulus kemungkinan besar tidak terjadi. “China sekarang sedang mengantisipasi bubble harga properti yang diprediksi terjadi tahun ini. Maka dampaknya, China memperketat sektor perbankan,” jelasnya.Tekanan terhadap perak juga diperparah ekspektasi berlanjutnya pengurangan stimulus (tapering) dari The Fed. Bank Sentral AS ini akan menggelar pertemuan pada 28 - 29 Januari nanti untuk membahas stimulus AS. Menurut Ibrahim, jika tapering memang berlanjut akan berdampak positif pada penguatan dollar Amerika Serikat (AS). Ini akan memicu koreksi harga komoditas. “Tahun ini, sebenarnya akan jadi tahun krusial bagi pergerakan harga komoditas, karena ada kecenderungan dollar AS makin menguat,” kata dia.Secara teknikal, Ibrahim menyebut, harga perak masih ada koreksi lanjutan. Indikator bollinger bands (BB) 11 berada 60% di atas BB bawah. Senada dengan moving average (MA) yang juga 70% di atas BB bawah. Selain itu, stochastic juga berada pada posisi 75% di area negatif. Tiga indikator itu mengindikasikan koreksi lanjutan harga perak.Namun, masih ada harapan penguatan jika mengacu indikator moving average convergence divergence (MACD) yang wait and see, dan relative strength index (RSI) yang 60% berada di area positif.Prediksi Ibrahim, hari ini, perak bergulir di US$ 19,5-US$ 20,5 per ons troi. Adapun, sepanjang kuartal I, harganya akan bergerak di US$ 18,5-US$ 21,7 per ons troi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perak tergerus sinyal penyusutan impor
JAKARTA. Mengekor pergerakan emas, harga perak pun fluktuatif, dengan kecenderungan turun. Pemicunya, pasar berspekulasi China akan mengurangi impor logam. Kemarin (21/1), hingga pukul 16.20 WIB, harga perak untuk kontrak pengiriman Maret 2014 di Bursa Commodity Exchange (Comex) turun 1,08% ke level US$ 20,09 per ons troi. Namun, pada perdagangan pagi, harga perak sempat naik 0,13%.Analis komoditas, Ibrahim menilai, harga perak bergerak sesuai aspek fundamental, yaitu kondisi ekonomi China. Pada awal pekan ini, China merilis data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) secara year on year (yoy) turun menjadi 7,7% dari 7,8%. Data ini memicu spekulasi, Pemerintah China akan menggelontorkan stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Ini sempat mendongkrak harga emas pada awal pekan.Tapi, di sisi lain, data itu juga menimbulkan spekulasi, China bakal mengurangi impor logam mulia. Sekadar gambaran, Negeri Tembok Raksasa itu merupakan salah satu pengimpor emas terbesar di dunia. Asumsi ini berdampak jatuhnya harga logam mulia lain, seperti perak.Ibrahim menduga, koreksi harga perak masih berlanjut selama kuartal I-2014. Pasalnya, asumsi pengucuran stimulus kemungkinan besar tidak terjadi. “China sekarang sedang mengantisipasi bubble harga properti yang diprediksi terjadi tahun ini. Maka dampaknya, China memperketat sektor perbankan,” jelasnya.Tekanan terhadap perak juga diperparah ekspektasi berlanjutnya pengurangan stimulus (tapering) dari The Fed. Bank Sentral AS ini akan menggelar pertemuan pada 28 - 29 Januari nanti untuk membahas stimulus AS. Menurut Ibrahim, jika tapering memang berlanjut akan berdampak positif pada penguatan dollar Amerika Serikat (AS). Ini akan memicu koreksi harga komoditas. “Tahun ini, sebenarnya akan jadi tahun krusial bagi pergerakan harga komoditas, karena ada kecenderungan dollar AS makin menguat,” kata dia.Secara teknikal, Ibrahim menyebut, harga perak masih ada koreksi lanjutan. Indikator bollinger bands (BB) 11 berada 60% di atas BB bawah. Senada dengan moving average (MA) yang juga 70% di atas BB bawah. Selain itu, stochastic juga berada pada posisi 75% di area negatif. Tiga indikator itu mengindikasikan koreksi lanjutan harga perak.Namun, masih ada harapan penguatan jika mengacu indikator moving average convergence divergence (MACD) yang wait and see, dan relative strength index (RSI) yang 60% berada di area positif.Prediksi Ibrahim, hari ini, perak bergulir di US$ 19,5-US$ 20,5 per ons troi. Adapun, sepanjang kuartal I, harganya akan bergerak di US$ 18,5-US$ 21,7 per ons troi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News