JAKARTA. Dua belas perusahaan peralatan medis dan farmasi Indonesia berpartipasi dalam pameran Africa Health 2014 yang berlangsung akhir Mei lalu di Johannesburg, Afrika Selatan. Pameran itu dianggap sukses karena ada transaksi kontak dagang senilai US$ 641.000, serta potensi order ke depan senilai US$ 1,6 juta. “Transaksi kemungkinan besar bertambah mengingat masih ada beberapa order potensial yang masih negosiasi antara pengusaha Indonesia dengan pembeli dari Afrika Selatan dan negara sekitarnya seperti Botswana, Mozambik, Namibia, Uganda, Ghana, bahkan dari India dan Jerman,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, dalam siaran persnya, Kamis (5/6). Dari 12 perusahaan tersebut, PT Dharma Medipro yang aktif mengontak calon buyer potensial sejak sebelum pameran, berhasil memperoleh kontrak (purchase order) dari 3B Scientific Healthcare Jerman berupa 1.000 unit produk tas untuk simulasi medis (zipper bag for simulation) senilai US$ 13.000.
Selain itu, produk kursi roda dari ASK Healthcare banyak menarik minat pengunjung. Kursi roda ini diminati oleh buyer dari Mauritius, PHBusiness Ltd, yang memerlukan 2.250 unit kursi roda untuk pemenuhan kebutuhan rumah sakit pemerintah. Produk kursi roda juga diminati delegasi dari Kementerian Kesehatan Botswana yang meminta perusahaan mengajukan penawaran harga untuk tender pengadaan 17.000 unit kursi roda di rumah sakit pemerintah Botswana. ASK Healthcare juga melakukan kunjungan ke CE Mobility, produsen kursi roda yang memasok 90% kebutuhan rumah sakit pemerintah di Afrika Selatan. CE Mobility meminta suplai beberapa komponen kursi roda dari ASK Healthcare, seperti wheel lock (rem) dan foot step. Selain itu, ada pula permintaan sampel upholstery wheel chair yang sangat potensial untuk menggantikan pasokan produk sejenis dari RRT. “Produk medis Indonesia yang memiliki kualitas baik dan bermain di kelas menengah atas ternyata potensial di pasar ini, berbeda kualitas dengan produk sejenis dari RRT,” ujar Manajer Ekspor ASK Healthcare, Farah Muthrafah.