KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam pengembangan ekosistem baterai terintegrasi. Indonesia menduduki peringkat 7 teratas skala dunia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar untuk tembaga dan alumunium. Pada tahun 2023, Indonesia memiliki sebanyak 6,2 juta pengguna kendaraan listrik 2-Wheelers dan 1 juta pengguna kendaraan listrik 4-Wheelers. Data ini menguatkan posisi Indonesia untuk dapat bersaing secara global menjadi pemain kunci bidang ekosistem baterai. Namun, diperlukan upaya eskalasi industri yang relevan mendukung dan merealisasikan hal tersebut.
Keberadaan forum komunikasi melalui asosiasi dalam hubungannya dengan permintaan akan baterai kendaraan listrik memegang peranan penting dalam mendukung ekosistem baterai secara terintegrasi. barera
Baca Juga: Alasan Periklindo Tolak Insentif Pajak Mobil Hybrid Asosiasi dapat menjadi jembatan antara industri, pemerintah dan komunitas lainnya, termasuk pengguna atau konsumen. Asosiasi dapat berfungsi sebagai media bagi para pelaku industri untuk menyampaikan aspirasi, masukan serta usulan terhadap kebijakan - kebijakan pemerintah guna mendukung pertumbuhan industri baterai di Indonesia. Rachmat Kaimuddin, Advisory Board Id Battery sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan, asosiasi industri diperlukan untuk dapat merumuskan pendekatan yang kolektif dan terorganisir untuk mendukung cita cita nasional. Hal itu sejalan dengan perkembangan industri kendaraan listrik yang pesat di Indonesia dan adanya tujuan untuk menjadi pemain global dalam ekosistem baterai dan kendaraan listrik. “Untuk memperkuat tata kelola industri baterai di Indonesia, sebuah forum komunikasi pelaku industri diperlukan,” kata dia dalam peresmian Asosiasi Ekosistem Baterai Indonesia (Id Battery) saat International Sustainability Forum, Jumat (6/9). Menurutnya, para pelaku industri perlu untuk mendukung pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan program yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia, khususnya terkait pengembangan ekosistem baterai. Baca Juga:
Trinitan Green Energy Bidik Produksi Nikel 3.200 Ton akhir Kuartal III-2024 Oleh karena itu, kata dia, 6 perusahaan yang bergerak di berbagai bagian dalam rantai pasok ekosistem baterai, yaitu IBC, ABC, CATL, Gotion, Huayou, dan Puqing serta researcher partner, NBRI dan Pijar Foundation bersepakat membentuk sebuah asosiasi industri sebagai wadah untuk memberikan dukungan masukan kebijakan kepada pemerintah.
Ia menjelaskan, Id Battery memiliki visi untuk menjadi aliansi industri baterai nasional yang kredibel dalam mengembangkan ekosistem baterai yang kompetitif dan berkelanjutan. Adapun aspirasi bersama Id Battery yaitu menciptakan iklim investasi yang berkelanjutan, mendukung penyusunan kebijakan yang komprehensif, market creation dan mendukung Research and development bagi perkembangan ekosistem baterai di Indonesia. “Kedepannya, Id Battery diharapkan mampu menjadi penggerak standardisasi ekosistem baterai, advokasi kebijakan pemerintah dan mampu menjadi fasilitas kolaborasi multi-stakeholder.” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk