Peran Penting Perempuan Dalam Inklusi Keuangan Fintech



MOMSMONEY.ID - Ada anggapan bahwa perempuan adalah menteri keuangan yang tepat dalam sebuah keluarga. Namun, tak sedikit juga yang memiliki pandangan bahwa perempuan tak bisa mengelola keuangan dengan baik karena sifat borosnya yang suka berbelanja. Rupiah Cepat, salah satu perusahaan financial technology peer to peer (P2P) lending membahas akan pentingnya menanggulangi stereotip tak baik tentang perempuan dan inklusi keuangan.

Merunut Female Founders Fund, perusahaan yang didirikan oleh perempuan hanya mendapatkan kurang dari 3% dari total modal ventura yang diberikan. Disamping itu dari laporan dari McKinsey & Company tercatat bahwa keterwakilan perempuan yang rendah di tingkat eksekutif dan posisi kepemimpinan.

Yolanda Sunaryo selaku Chief Business, Legal, and Compliance Officer Rupiah Cepat mengatakan dalam era yang semakin maju ini, peran perempuan dalam mengelola keuangan telah menjadi sangatlah penting. Dia meyakini bahwa Inklusi keuangan memegang peran penting dalam memberdayakan perempuan secara finansial. Dengan akses yang lebih luas terhadap produk dan layanan keuangan, perempuan dapat membangun tabungan, mengelola investasi, dan mengurangi risiko keuangan.


“Hal ini bukan hanya tentang kesetaraan, tetapi juga tentang menciptakan kesempatan yang merata bagi perempuan untuk membangun kemandirian yang lebih kuat dan lebih inklusif untuk masa depan yang lebih baik bagi semua," ujar Yolanda Sunaryo dalam Media Gathering Mengatasi Stereotip: Peran Perempuan dalam Transformasi Fintech P2P Lending, Selasa (30/4) di Jakarta.

Baca Juga: 6 Tindakan Pencegahan Sebelum Meminjamkan Uang kepada Keluarga, Teman, atau Pacar

Yasmine Meylia Sembiring selaku Direktur Eksekutif AFPI mendorong inklusi perempuan di industri keuangan khususnya fintech P2P lending terus marak dilakukan. Hal ini kata Yasmine karena perempuan merupakan setengah dari populasi Indonesia dan memiliki potensi ekonomi yang besar.

“Inklusi perempuan dalam industri fintech P2P lending dapat membantu meningkatkan akses mereka terhadap pendanaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Yasmine.

Penguatan inklusi keuangan pada kaum perempuan juga harus gencar dilakukan, mengingat data dari survei AFTECH yang menunjukkan bahwa 39,23% transaksi fintech disumbang oleh kalangan perempuan, dan sebanyak 53,3% penyelenggara fintech menganggap urgensi pasar perempuan cukup penting.

Yasmine bilang lebih dari Rp 10 triliun dana dari sebagian besar pemberi pinjaman perkotaan telah tersalurkan kepada 1,5 juta perempuan pengusaha ultra-mikro di lebih 55ribu desa baik di Jawa dan luar Jawa. Menurutnya upaya untuk inklusi peran perempuan pada industri fintech P2P lending dilakukan dengan cara meningkatkan visibilitas pemimpin perempuan di industri fintech melalui partisipasi dalam acara-acara publik, maupun program pelatihan untuk pengusaha perempuan.

Selain itu untuk mempertahankan banyaknya talenta perempuan di tempat kerja adalah dengan menyesuaikan beberapa kebijakan oleh perusahaan bagi pekerja perempuan Dan terakhir keterwakilan para pemimpin perempuan perlu menjadi budaya profesional baru yang sangat mungkin dicapai dan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor fintech.

Pada kesempatan yang sama, Chrisma Albandjar selaku Wakil Bendahara AFTECH menyatakan AFTECH sebagai asosiasi turut aktif mendorong pengembangan talenta digital dan kepemimpinan perempuan di perusahaan anggota. Caranya melalui peningkatan representasi perempuan untuk terus aktif dalam berbagai forum advokasi kebijakan dan kegiatan gender mainstreaming, kolaborasi untuk mendukung inklusi keuangan perempuan, serta program literasi keuangan digital yang inklusif untuk dapat dapat diadopsi oleh anggota yang mana nantinya juga akan dapat diakses oleh pengguna.

Baca Juga: Pasti Bisa, Lakukan 4 Cara Ini untuk Atasi Insecure pada Diri Sendiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani