Peran perbankan sangat besar dalam menggerakkan ekonomi nasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian nasional sangat besar. Pasalnya, perbankan berperan di semua aktivitas ekonomi, termasuk sektor penggerak utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah. Ia menjelaskan, penggerak utama ekonomi nasional adalah konsumsi, investasi, serta kegiatan ekspor impor. Perbankan memiliki peran besar dalam ketiga kegiatan tersebut.

Kontribusi konsumsi dan investasi menyumbang 80% terhadap ekonomi. "Perbankan berperan di semua aktivitas ekonomi. Sehingga secara logika sederhana bisa dipahami peran besar perbankan dalam perekonomian," kata  Piter pada Kontan.co.id, Senin (17/8).


Piter menambahkan, peran terbesar perbankan dalam perekonomian adalah sebagai lembaga intermediary yakni memberikan pembiayaan untuk kegiatan konsumsi dan produksi.

Baca Juga: Ekonom BCA memprediksi neraca dagang bulan Juli 2020 masih akan surplus

Di tengah tekanan pandemi Covid-19 ini, peran perbankan dibutuhkan dalam membantu dunia usaha yang sedang mengalami tekanan baik melalui restrukturisasi kredit maupun dengan penyaluran kredit baru. Menurunnya, dalam penyaluran kredit tidak perlu membeda-bedakan sektor.

Sedangkan tantangan utama perbankan saat ini adalah bagaimana menjaga kualitas kredit agar tidak berujung dengan kredit macet atau non performing loan (NPL).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor keuangan dan asuransi terhadap PDB kuartal II 2020 baru mencapai 4,44%.

Namun, Piter menekankan untuk melihat peran perbankan terhadap ekonomi bukan hanya dari angka kontribusi sektoral saja tetapi harus dilihat secara lebih luas bagaimana peran terhadap semua sektor ekonomi lainnya, dari industri hingga pertanian.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga terus memiliki semangat untuk membantu menggerakkan ekonomi nasional. Peran tersebut tercermin dari usaha perseroan dalam menjaga eksistensi debiturnya di tengah pandemi Covid-19.

"BCA menilai pada masa pandemi ini, kami tetap harus menopang ekonomi nasional dengan melepaskan kredit terutama untuk nasabah yang dinilai bisa segera pulih kembali setelah masa transisi Covid-19 selesai," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.

BCA melihat kebutuhan kredit di sektor infrastruktur, farmasi, ritel, distribusi dan perkebunan masih sangat besar saat ini. Oleh karena itu, bank swasta terbesar di tanah air ini meningkatkan penyaluran kredit di sektor-sektor itu.

Setelah memasuki masa transisi Covid-19, permintaan kredit perumahan berskala kecil menengah dan kredit mobil sudah semakin menggeliat sehingga BCA perlu meningkatkan dukungan ke sektor tersebut.

Baca Juga: Bank Himbara kebut penyaluran dana PEN ke debitur UMKM

Tidak hanya itu, BCA juga tetap memberikan dukungan kepada sektor-sektor yang terdampak Covid-19 seperti perhotelan dan industri lainnya yang membutuhkan tambahan modal kerja dengan memberikan plafon kredit yang sudah ada atau menambah plafon jika memang diperlukan.

"Hal itu dilakukan untuk menjaga eksistensi nasabah.  Hanya saja untuk nasabah baru, kami masih perlu berhati-hati dalam memberikan kredit," pungkas Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto