Perang Armenia-Azerbaijan, AS tuding Turki mengobarkan situasi



KONTAN.CO.ID - YEREVAN/BAKU. Pasukan Armenia dan Azerbaijan bertempur dalam bentrokan terbaru pada Jumat (16/10), menentang harapan untuk mengakhiri hampir tiga minggu pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh. Dan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyalahkan Turki karena mengobarkan situasi dengan mempersenjatai Azerbaijan.

Kekerasan terparah pecah di Kaukasus Selatan sejak Armenia dan Azerbaijan berperang memperebutkan Nagorno-Karabakh pada 1990-an. Pertempuran tersebut berisiko menciptakan bencana kemanusiaan, terutama jika Rusia dan Turki terseret.

Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dihuni dan diatur oleh etnis Armenia.


Turki telah meningkatkan ekspor militer enam kali lipat tahun ini ke sekutu dekatnya Azerbaijan. Rusia dekat dengan kedua belah pihak, tapi memiliki pakta pertahanan dengan Armenia. 

Baca Juga: Erdogan: AS, Rusia, Prancis menunda-nunda penanganan konflik Azerbaijan dan Armenia

Kantor berita RIA melaporkan, Angkatan Laut Rusia telah memulai latihan militer di Laut Kaspia, yang juga menjadi halaman Azerbaijan.

Mengutip Reuters, Armenia dan Azerbaijan menuduh satu sama lain melancarkan serangan pada Jumat (16/10), dan masing-masing mengatakan mereka berada di atas angin.

Pejabat Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan menyatakan, Azerbaijan telah melakukan pemboman artileri di Nagorno-Karabakh dari Utara, "dengan mengabaikan gencatan senjata kemanusiaan". Namun, dia menambahkan, pasukan Azerbaijan berhasil dipukul mundur dan menderita kerugian yang signifikan.

Sementara Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyebutkan, pasukan Armenia di Nagorno-Karabakh berhasil dipaksa mundur dan pasukan Azerbaijan mempertahankan keunggulan di sepanjang garis kontak yang memisahkan kedua belah pihak.

Hanya, Reuters tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.

Selanjutnya: Presiden Iran: Perang antara Armenia dan Azerbaijan bisa menjadi perang regional

Editor: S.S. Kurniawan