Perang Armenia-Azerbaijan, Rusia sebut banyak kelompok teror datang ke pusat konflik



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengatakan, militan dari berbagai kelompok teror berbondong-bondong ke pusat konflik antara Armenia dan Azerbaizan di wilayah Nagorno-Karabakh

"Tentara bayaran dari kelompok teror internasional, seperti Front Nusra, Firqat al-Hamza, Divisi Sultan Murad, yang bertempur di Timur Tengah, serta kelompok ekstremis Kurdi secara aktif berkumpul di daerah konflik (Nagorno-Karabakh)," kata Kepala SVR Sergei Naryshkin dalam pernyataan Selasa (6/10). 

Mengutip dari kantor berita TASS, Naryshkin mengungkapkan, ada ratusan atau bahkan ribuan ekstremis yang mencari untung dari perang baru antara Armenia dan Azerbaizan di wilayah Nagorno-Karabakh.


Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh Presiden Turki Tayyip Erdogan memicu konflik antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, dan mengatakan Ankara mengirim pejuang ke wilayah itu.

Baca Juga: Bikin panas, Presiden Suriah tuding Erdogan picu konflik Armenia vs Azerbaijan

Turki, sekutu dekat Azerbaijan, membantah mengirim tentara bayaran untuk ambil bagian dalam pertempuran Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Penghasut utama dan pemrakarsa konflik

Konflik atas wilayah Nagorno-Karabakh, yang merupakan milik Azerbaijan menurut hukum internasional tetapi dihuni dan diperintah etnis Armenia, pecah pada 27 September. Dan, terus meningkat ke tingkat paling mematikan sejak 1990-an.

Assad, dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia RIA, Selasa (6/10), menuding Erdogan yang telah menyatakan solidaritas dengan Azerbaijan dan menolak upaya internasional untuk mewujudkan gencatan senjata.

"Dia (Erdogan) mendukung teroris di Libya, (dan) dia adalah penghasut utama dan pemrakarsa konflik baru-baru ini di Nagorno-Karabakh antara Azerbaijan dan Armenia," kata Assad kepada RIA seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Armenia: Rusia akan gunakan pasukannya untuk pastikan keamanan Armenia jika perlu

Assad juga mengatakan, militan dari Suriah dikerahkan dalam konflik tersebut, tuduhan yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menuding Turki mengirim jihadis Suriah untuk berperang di Nagorno-Karabakh.

Tapi, Turki dan Azerbaijan membantah keras tuduhan tersebut.

"Damaskus dapat mengkonfirmasi ini," ungkap Assad tentang tuduhan tentang pejuang Suriah yang mengambil bagian dalam pertempuran Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh.

Selanjutnya: Jika syarat ini dipenuhi, Azerbaijan bersedia lakukan gencatan senjata

Editor: S.S. Kurniawan