Perang dagang AS-China akan berdampak pada biodiesel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan China akan berdampak pada biodiesel Indonesia. Meski begitu pengaruh yang dihasilkan dari perang dagang tersebut belum terasa hingga saat ini.

"Potensi pengaruhnya tentu ada, tapi sampai saat ini kami melihat masih belum ada pengaruh nyata," ujar Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan kepada Kontan.co.id, Senin (16/4).

Pengaruh dari perang dagang tersebut ada beberapa skenario. Paulus bilang pengaruh itu bisa positif dan bisa juga negatif bagi Indonesia.


Padahal sebelumnya China dapat menjadi pasar baru bagi biodiesel Indonesia. Hal itu dapat mengurangi ketergantungan biodiesel Indonesia terhadap AS.

Asal tahu saja, kebutuhan biodiesel China dinilai akan meningkat mengingat penerapan kebijakan B5. Namun, kebijakan tersebut belum berjalan lancar. "China sudah punya program B5, namun belum berjalan dengan baik," terang Paulus.

Sebelumnya pemakaian solar di China cukup tinggi. Paulus bilang pemakaian solar di China mencapai 180 juta kiloliter (kl) per tahun.

Dampak dari penerapan B5 itu akan meningkatkan kebutuhan biodiesel Indonesia sebesar 9 juta kl. Meski begitu belum terlihat persentasi pasar yang dapat dimanfaatkan Indonesia. "Itu pasar kita, tapi belum tahu berapa besar yang bisa kita dapatkan," jelas Paulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto