KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia ke China pada paruh pertama tahun ini naik 39% year on year menjadi 2,54 juta ton. Kenaikan permintaan CPO dari China ini merupakan salah datu dampak perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS). Gara-gara perang dagang, China memutuskan mengurangi pembelian kedelai secara signifikan dan menggantikan beberapa kebutuhan dengan minyak sawit. Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Michael Kesuma mengamini hal tersebut. Menurut dia, perang dagang antara AS dan China yang terus bergulir memang berpeluang untuk meningkatkan ekspor CPO Tanah Air ke China. Pasalnya, menurut dia, volume ekspor CPO ke China tidak mengalami peningkatan berarti, bahkan turun dalam dekade terakhir. Baca Juga: Balas Uni Eropa, Indonesia ancam akan terapkan bea masuk anti subsidi produk susu
Perang dagang AS-China memanas, saham-saham CPO kembali terangkat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dari Indonesia ke China pada paruh pertama tahun ini naik 39% year on year menjadi 2,54 juta ton. Kenaikan permintaan CPO dari China ini merupakan salah datu dampak perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS). Gara-gara perang dagang, China memutuskan mengurangi pembelian kedelai secara signifikan dan menggantikan beberapa kebutuhan dengan minyak sawit. Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Michael Kesuma mengamini hal tersebut. Menurut dia, perang dagang antara AS dan China yang terus bergulir memang berpeluang untuk meningkatkan ekspor CPO Tanah Air ke China. Pasalnya, menurut dia, volume ekspor CPO ke China tidak mengalami peningkatan berarti, bahkan turun dalam dekade terakhir. Baca Juga: Balas Uni Eropa, Indonesia ancam akan terapkan bea masuk anti subsidi produk susu