Perang dagang AS-China panas lagi, kurva imbal hasil US Treasury sempat terbalik lagi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tak hanya membuat pasar saham anjlok. Memanasnya lagi hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China juga menekan pasar obligasi AS.

Alhasil, kurva imbal hasil atau yield curve US Treasury pun sempat kembali terbalik. Bloomberg melaporkan, imbal hasil obligasi US Treasury tenor 10 tahun turun dan sempat bergerak lebih rendah dari yield US Treasury tenor 3 bulan pada Kamis (9/5).

Pembalikan kurva imbal hasil US Treasury ini kembali terjadi setelah sejak akhir Maret 2019 yield curve bergerak normal lagi. Sebelumnya di bulan Maret 2019, yield curve sempat terbalik.


Dalam kondisi normal, imbal hasil surat utang jangka panjang selalu lebih tinggi dari tenor pendek.  

Pergerakan yield curve tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China. Kurva imbal hasil yang terbalik mungkin meramalkan bakal muncul resesi ekonomi AS.

Biasanya spread US Treasury tenor panjang dengan tenor pendek selalu positif sebagai kompensasi bagi investor untuk risiko inflasi. Jadi ketika spread berubah negatif, itu bisa menandakan kemerosotan ekonomi.

Pada Kamis (9/5), yield US Treasury tenor 10 tahun turun 6 basis poin menjadi sekitar 2,42% karena saham AS merosot. Imbal hasil US Treasury tenor tiga bulan juga sekitar 2,42%. Kurva secara singkat terbalik di perdagangan pagi waktu New York, meskipun bergeser kembali menjadi sedikit di atas nol.

AS akan menaikkan tarif impor barang dari AS senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25% mulai Jumat ini waktu AS. Kebijakan ini mencemaskan para investor karena akan memicu perang dagang berkobar lagi.

Editor: Khomarul Hidayat