Perang dagang berlanjut, Sri Rejeki Isman (SRIL) genjot penjualan ke AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) bakal terus memanfaatkan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih memanas untuk meningkatkan penjualan ekspornya. Pasalnya, SRIL, anggota indeks Kompas100 ini, sudah memetik berkah dari perang dagang ini. 

Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, sepanjang semester I-2019, kontribusi penjualan ke Amerika Serikat dan Amerika Latin meningkat 3,2 kali lipat.

Kontribusi ekspor dari kedua kawasan tersebut mencapai 13,6% dari total penjualan ekspor semester I-2019 yang sebesar US$ 377,70 juta. Dengan kata lain, nilai ekspornya mencapai US$ 51,35 juta, naik dari US$ 15,98 juta pada periode sama tahun sebelumnya.


Baca Juga: Wah, Kompetisi Pasar Tekstil di Dalam Negeri Bakal Makin Ketat Akibat Perang Dagang premium

Ke depannya, Iwan melihat, masih ada kesempatan bagi SRIL untuk terus meningkatkan penjualannya ke AS.  Alasannya, Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan negara Paman Sam tersebut. 

“Saat ini, untuk ekspor kami utamanya mengincar banyak ke AS karena AS adalah motor ekonomi dunia yang besar dan negara ini memang tengah mencari pemasok baru untuk tekstil dan garmen,” ucap dia di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (6/8).

Sebagai informasi, pendapatan total SRIL pada semester I-2019 adalah sebesar US$ 631,64 juta. Angka ini meningkat 16,16% secara tahunan dari periode sama tahun 2018 yang sebesar US$ 543,76 juta. 

Baca Juga: Penurunan IHSG menyempit, ini saham-saham dengan net buy terbesar asing

Sebanyak 59,8% dari total pendapatan SRIL disumbang oleh penjualan ekspor dan sisanya dari domestik.

Melihat peluang bisnis ekspor dari pasar AS ini, Iwan menargetkan kontribusi penjualan ekspor bisa meningkat menjadi 62-65% dari total penjualan pada tahun ini. 

Pada akhir 2019, kontribusi penjualan ekspor terhadap total pendapatan SRIL adalah sebesar 60,3%.

Sebagai informasi, SRIL telah mengekspor produknya ke lebih dari 100 negara. Secara rinci, per kuartal I-2019, pasar SRIL secara wilayah terdiri dari Indonesia 40%, Asia 37%, Eropa 9%, dan Amerika 7%. 

Kemudian, sisa 7% adalah Uni Emirat Arab (UEA), Afrika, dan Australia.

Hingga akhir tahun ini, SRIL menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10%-15%. Per 2018, penjualan SRIL adalah sebesar US$ 1,03 miliar. 

Kemudian, dari segi laba bersih, SRIL menargetkan pertumbuhan 5% pada tahun ini. Per 2018, SRIL mengantongi laba bersih sebesar US$ 84,5 juta. 

Pada semester I-2019, SRIL juga mencatatkan kenaikan laba bersih bersih 12,29% secara tahunan menjadi US$ 63,25 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi