KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perang dagang bukan hanya membuat arus perdagangan global tersendat. Efek perang dagang bisa lebih dahsyat lagi yakni memicu krisis finansial. Apalagi, AS berencana menetapkan 10% tarif terhadap barang-barang impor China hingga senilai US$ 200 miliar, setelah awal Juli ini mengenakan tarif impor senilai US$ 34 miliar. Adalah Mark Mobius, seorang investor veteran yang juga bekas Executive Chairman Franklin Templeton Investments, yang meramalkan itu. Ia mengatakan, efek perang dagang dan penguatan kurs dollar AS telah membebani pasar keuangan. Tambah lagi, likuiditas yang lebih ketat karena The Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa menormalkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga membuat era pendanaan murah berakhir.
Perang dagang bisa memantik krisis keuangan global
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perang dagang bukan hanya membuat arus perdagangan global tersendat. Efek perang dagang bisa lebih dahsyat lagi yakni memicu krisis finansial. Apalagi, AS berencana menetapkan 10% tarif terhadap barang-barang impor China hingga senilai US$ 200 miliar, setelah awal Juli ini mengenakan tarif impor senilai US$ 34 miliar. Adalah Mark Mobius, seorang investor veteran yang juga bekas Executive Chairman Franklin Templeton Investments, yang meramalkan itu. Ia mengatakan, efek perang dagang dan penguatan kurs dollar AS telah membebani pasar keuangan. Tambah lagi, likuiditas yang lebih ketat karena The Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa menormalkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga membuat era pendanaan murah berakhir.