Perang dagang dapat mendatangkan keuntungan bagi Selamat Sempurna (SMSM)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) dipercaya dapat memanfaatkan peningkatan eskalasi perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan China dalam beberapa waktu terakhir.

Asal tahu saja, belum lama ini Presiden AS Donald Trump menginginkan agar perusahaan-perusahaan AS untuk mencari alternatif negara selain China sebagai pangsa pasar dan produksi. Menurut Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali, sentimen ini dapat menjadi peluang bagi SMSM. Ini  mengingat salah satu anak usaha SMSM, PT Panata Jaya Mandiri, merupakan perusahaan joint venture dengan produsen filter AS yaitu Donaldson Company Inc.

SMSM bisa saja bekerja sama dengan Donaldson Company Inc untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Apalagi, filter menjadi produk utama emiten tersebut.


Baca Juga: Pendapatan turun, saham Selamat Sempurna (SMSM) masih layak beli

Selain itu, karena porsi penjualan ekspor SMSM mayoritas ditujukan untuk negara kawasan Asia yakni sebanyak 44,2%, SMSM juga berkesempatan untuk merebut pangsa pasar China.

Saat ini, produsen perkakas kendaraan tersebut memiliki anak usaha yang berlokasi di Malaysia, yakni Bradke Synergies Sdn Bhd serta di Thailand melalui Sure Filter Thailand Co. Ltd. “Lewat dua perusahaan tadi, secara tidak langsung SMSM dapat menggenjot penjualan produknya ke China,” ungkap Frederik, Rabu (28/8).

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, SMSM tetap perlu meningkatkan kinerja penjualan ekspor produknya walau di semester pertama lalu cenderung stagnan. Selain karena kontribusi ekspor terhadap pendapatan SMSM tergolong besar, risiko volatilitas kurs rupiah sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh perusahaan.

Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) peroleh dividen dari anak usaha Rp 26,17 miliar

Ketika rupiah melemah, SMSM dapat lebih mudah menjual produknya ke luar negeri lantaran harga jualnya relatif murah. “Ada kemungkinan rupiah belum sanggup menguat terhadap dolar AS, sehingga performa ekspor SMSM berpeluang lebih baik dari pendapatan domestik,” papar dia, hari ini.

Sekadar catatan, penjualan ekspor SMSM memang cenderung stagnan di semester pertama lalu lantaran tetap di level Rp 1,18 triliun. Hasil ini sebenarnya lebih baik ketimbang penjualan produk perusahaan di pasar domestik yang turun 3% (yoy) menjadi Rp 592 miliar di periode yang sama.

Dengan demikian, William merekomendasikan beli saham SMSM dengan target harga Rp 1.500 per saham.

Begitu pula dengan Frederik yang menyarankan beli saham SMSM dengan target harga Rp 1.600 per saham. Ia memperkirakan pendapatan SMSM akan mencapai Rp 4,16 triliun di akhir tahun nanti. Adapun laba bersih perusahaan diproyeksikan mencapai Rp 687 miliar.

Hari ini, harga saham SMSM naik 0,78% ke Rp 1.295 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati