Perang dagang, Gapkindo akan manfaatkan peluang ekspor ke AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mengaku akan meningkatkan eskpor karet ke Amerika Serikat (AS) dengan memanfaatkan peluang yang ada karena perang dagang AS-China.

Hal ini sesuai dengan surat yang dikirimkan Duta Besar Republik Indonesia untuk AS Mahendra Siregar bernomor 016/DB/2019 kepada para ketua asosiasi di Indonesia. Dalam surat tersebut disampaikan, perkembangan hubungan dagang AS dan China diperkirakan akan meningkat menjadi full-blown trade war, dimana seluruh ekspor China ke AS akan dikenakan tarif tambahan.

Mahendra juga menyampaikan, AS juga mengancam negara lain dengan mengenakan tarif dan hambatan non-tarif. Situasi ini akan meningkat menuju pemilihan presiden AS di 2020.


Pengenaan tarif ini, menurut Mahendra, akan memberikan dampak positif dimana memberikan level-playing field dan membuka peluang bagi produk ekspor non-migas Indonesia untuk berkompetisi di pasar AS.

Baca Juga: Pasokan Bahan Baku Bermasalah, Pasar Ban Indonesia Sulit Menggelinding

Ketua Gapkindo Moenardji Soedargo pun mengatakan, akan memanfaatkan peluang ini. Apalagi, menurutnya AS merupakan tujuan pasar terbesar Indonesia untuk karet jenis SIR 20. Peluang yang dipaparkan Dubes RI untuk AS pun dianggap tepat.

“Saya kira pak Dubes telah memaparkan suatu study analisa yang sangat baik, menjabarkan peluang yang ada. Jadi memang tepat saran beliau,” tutur Moenardji kepada Kontan.co.id, Kamis (5/9).

Untuk itu, lanjut Moenardji, pihaknya akan mulai melakukan komunikasi dengan pabrik-pabrik ban yang ada di Amerika Serikat. Dia mengatakan, bila sebelumnya AS banyak mengimpor ban jadi dari China, dengan adanya peningkatan tarif ini, ada kemungkinan AS akan meningkatkan produksi bannya di dalam negeri. “Kita cari peluang isi kebutuhan bahan baku karet SIR20,” tambah Moenardji.

Baca Juga: Akan melawan ancaman tarif AS, begini strategi yang disiapkan China

Dalam surat tersebut, Mahendra juga menjelaskan posisi Indonesia yang tengah menghadapi Generalized System of Preferences (GSP) country practice review dan telah masuk dalam masa penentuan. Bila proses GSP review ini menunjukkan hal yang positif, ini menunjukkan kesungguhan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan hubungan dagang dan investasi dengan AS.

Ini pun diharapkan akan memberikan momentum tambahan yang diperlukan perusahaan AS untuk mempertimbangkan relokasi pusat produksi dan mengalihkan perdagangan dengan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati