Perang dagang kian panas: Yen perkasa, yuan anjlok dalam



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pada transaksi perdagangan pagi di awal pekan ini, Senin (26/8), nilai tukar yuan menguat. Data yang dihimpun Reuters menunjukkan, yen perkasa ke posisi 104,46 per dollar pagi tadi, yang merupakan level tertinggi sejak Januari. Pada pukul 08.30 waktu Tokyo, yen menguat lebih dari 0,5% ke level 104,70. 

Penguatan yen tak terlepas dari aksi pemburuan investor terhadap aset-aset safe-haven setelah kian memanasnya perang dagang antara AS dan China yang meredam tingkat kepercayaan investor dan memburamkan outlook perekonomian global. 

Dampak eskalasi perang dagang tak hanya dialami yen Jepang. Mata uang China, yuan, ambles di transaksi perdagangan offshore. Pergerakan yuan terhambat adanya ekspektasi melambatnya ekonomi China akibat perang dagang. 


Baca Juga: Inilah tanggal-tanggal penting dalam masa perang dagang AS-China

Masih mengutip data Reuters, nilai tukar dollar terhadap yuan di pasar offshore menguat 0,6% menjadi 7,1850 yuan, level rekor tertinggi sepanjang masa.  

"Spekulator masuk ke market cukup pagi sehingga menekan posisi dollar terhadap yen," jelas Yukip Ishizuko, foreign exchange strategist Daiwa Securities di Tokyo. 

Dia menambahkan, fakta bahwa nilai yuan di pasar offshore melemah menunjukkan para spekulator sudah mulai liar. "Pergerakan ini semua didorong oleh perang dagang, saya belum melihat kondisi ini akan berakhir dalam waktu dekat," katanya. 

Baca Juga: Kembali memanas, China mengenakan tarif balasan pada produk AS senilai US$ 75 miliar

Dia memprediksi, target yen berikutnya berada di level 104,10 per dollar, level tertinggi yang tercapai pada 3 Januari lalu dan mengguncang pasar finansial. 

Sekadar menyegarkan ingatan saja, bursa AS anjlok pada transaksi Jumat lalu saat Presiden AS Donald Trump mengumumkan pajak tambahan sebesar 5% senilai US$ 550 miliar barang-barang China. Pengumuman ini dilakukan selang beberapa jam setelah China membalas dengan menetapkan pajak senilai US$ 75 miliar barang-barang AS. 

Pada pertemuan G7 di Prancis akhir pekan kemarin, Trump sempat menyebabkan sejumlah kebingungan dengan mengindikasikan dirinya tengah memikirkan penetapan pajak lain. 

Namun, Gedung Putih mengklarifikasi pernyataan ini dengan mengatakan Trump berharap dia menaikkan pajak atas barang-barang China lebih tinggi pada pekan lalu. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie