Perang dagang lebih berdampak ke ekonomi daripada pembatasan impor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia tahun ini menghadapi dua tantangan sekaligus, utamanya dari sisi eksternal. Pertama, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang diperkirakan melebar di tahun ini, membuat pemerintah mengambil langkah dengan menyeleksi kebutuhan impor, khususnya yang berhubungan dengan proyek pemerintah.

Hal itu dilakukan untuk memperbaiki CAD. Sebab, CAD juga mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

Kedua, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang dimulai Jumat (6/7) besok. Sebagai negara tujuan ekspor utama Indonesia, perang dagang antara kedua negara itu juga akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri.


Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Adriyanto mengatakan, rencana pemerintah menyeleksi impor dilakukan untuk memperbaiki CAD. Jika CAD membaik, maka dapat mengurangi tekanan terhadap dollar AS sehingga stabilitas ekonomi bisa terjaga.

Andriyanto juga mengatakan, jika impor ditekan, khususnya impor barang-barang untuk kebutuhan infrastruktur, ekonomi masih bisa tumbuh dalam level yang baik. "Dampak pembangunan infrastruktur kan tidak langsung tahun ini, butuh beberapa tahun. Meski pembangunan terlambat, kalau stabilitas ekonomi terjaga, pertumbuhan akan baik," katanya kepada KONTAN, Kamis (5/7).

Sementara itu, perang dagang AS-China, bisa berdampak ke ekonomi Indonesia. Namun, dampaknya akan terasa secara tidak langsung, yaitu melalui penurunan produksi China dan AS. Makanya, "Dalam jangka pendek, kami perlu melihat lagi perjanjian perdagangan bilateral yang saat ini masih belum selesai," tambahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat