Perang dagang memanas, dollar AS lebih diburu sebagai safe haven



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca kembali beredarnya isu penerapan biaya impor tambahan terhadap produk China, pairing USD/JPY kembali menguat di perdagangan Selasa (30/10). Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.32 WIB, pasangan USD/JPY menguat 0,38% ke level 112,800.

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan pergerakan dollar sedang di posisi sebagai safe haven currency sehingga meningkatkan kekhawatiran pada pasar. 

Penambahan tairf impor yang berdampak pada produk impor China senilai US$ 257 miliar ini akan diberlakukan bila pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bulan November terjadi kebuntuan,” jelas Dini. AS untuk mengurangi defisit perdagangan, menuntut China melakukan perubahan pada perdagangan, transfer teknologi, dan kebijakan subsidi industri.


Sebelumnya, tarif impor juga sudah diberlakukan terhadap produk China senilai senilai US$ 250 miliar dan China telah membalas dengan menerapkan biaya impor atas barang-barang AS senilai US$ 110 miliar.

Kondisi seperti ini membuat investor lebih percaya kepada dollar sebagai safe haven dibandingkan dengan yen Jepang. “Karena prospek ke depannya dengan adanya laju kenaikkan suku bunga lanjutan di 2019 dan inflasi akan terjadi hingga bulan Desember, sehingga dollar jadi menguntungkan di mata pasar,” lanjut Dini. 

Secara teknikal, harga pasangan USD/JPY sudah bergerak di atas atas MA 50, MA 100, dan MA 200. Dari indikator MACD bergerak turun di minus 0,013. Lalu pada indikator RSI masih bergerak sideways di poin 44,49, sedangkan indikator stochastic masih berada di 65,71.

Dengan hasil ini, Dini menyarankan buy jangka pendek untuk pasangan USD/JPY dengan support di level 112,70 – 112,35 – 112,05 dan resistance di level 113,00 – 113,25 – 113,55. Untuk perdagangan Rabu (31/10), Dini memproyeksikan pairing USD/JPY di level 112,70-113,00.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia