KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Selasa (14/5/2024), Presiden Amerika Joe Biden akan mengumumkan tarif baru untuk China. Menurut sejumlah sumber Reuters yang mengetahui detil masalah tersebut, tarif baru tersebut menargetkan sektor-sektor termasuk kendaraan listrik, pasokan medis, dan peralatan tenaga surya. Kebijakan yang bakal diambil oleh pemerintahan Biden terjadi menjelang pemilihan presiden bulan November. Melansir Reuters, Biden, seorang Demokrat yang mencalonkan diri kembali, telah mengambil pendekatan keras terhadap China dengan mempertahankan tarif yang sudah ada pada banyak barang China yang ditetapkan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Namun dampak kebijakan tarif ini terhadap industri China diperkirakan akan terbatas. Apakah China mengekspor kendaraan listrik ke AS? Sangat sedikit. Menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok, pada kuartal pertama, Geely menjadi satu-satunya produsen mobil China yang mengekspor ke Amerika Serikat dengan jumlah mencapai 2.217 unit mobil. Geely, yang telah menjual beberapa kendaraan listrik di pasar AS dengan merek Polestar, tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters. Geely dari China dan Volvo Cars dari Swedia mendirikan produsen kendaraan listrik Polestar Automotive, yang membuat sebagian besar mobilnya di China. Mayoritas saham Volvo dimiliki oleh Geely.
Baca Juga: Harga & Spesifikasi Pura 70 Pro Huawei, Ponsel Canggih China yang Bikin AS Khawatir CEO Polestar Thomas Ingenlath mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa perusahaannya mempercepat upaya untuk memproduksi lebih banyak kendaraan di luar China. Polestar menargetkan rincian penjualan sebesar 40% di Eropa, 30% di Amerika Serikat, dan 30% di kawasan Asia-Pasifik. Ingenlath mengatakan kepada Reuters tahun lalu bahwa Polestar akan memulai produksi di Carolina Selatan untuk pasar AS dan Eropa mulai tahun 2024. Apakah tarif baru jadi ancaman bagi industri tenaga Surya China? Pasarnya kecil bagi China dan ekspor ke Amerika Serikat telah dikenakan tarif selama lebih dari satu dekade. Bea masuk lebih lanjut juga baru-baru ini dikenakan pada beberapa pembuat panel surya China yang menyelesaikan panel mereka di Asia Tenggara.
Lebih dari 80% produksi panel surya kini dilakukan di China. Dan menurut Center for Strategic and International Studies, sebuah wadah pemikir di Washington, biaya pembuatan panel di China 60% lebih murah dibandingkan di AS.
Baca Juga: Macron Mencoba Memikat Xi Jinping dengan Daging Domba dan Keju Tahun lalu, Tiongkok mengekspor sel surya senilai US$ 3,35 juta ke AS, kurang dari 0,1% dari total ekspor China. Pengiriman keluar panel surya yang sudah jadi ke AS mencapai US$ 13,15 juta pada tahun 2023, hanya 0,03% dari ekspor panel surya China. Pengamat industri mengatakan peralatan untuk memproduksi panel surya melibatkan rantai pasokan yang rumit. Bagaimana tarif baru AS mempengaruhi penjualan peralatan tersebut akan bergantung pada rincian retribusi perdagangan AS, kata mereka.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie