KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dengan pemberlakukan tarif impor memukul harga komoditas logam industri. Namun, penurunan harga diproyeksi tidak akan berlangsung dalam jangka panjang. Harga logam industri masih berpeluang menguat seiring ekspektasi pertumbuhan ekonomi China yang masih positif. Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, ketegangan situasi dagang antara AS dan China memang berdampak pada harga logam industri. "Ada ketakutan perang dagang bakal memperlambat laju pertumbuhan ekonomi China, negara yang selama ini paling tinggi menyerap logam industri," ujarnya, (23/3). Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (16/3), harga logam industri kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) kompak melemah. Harga aluminium turun 1,18% ke level US$ 2.050 per metrik ton. Sementara, harga tembaga melemah 0,52% ke level US$ 6.660 per metrik ton.
Perang dagang memukul harga logam industri dalam jangka pendek
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dengan pemberlakukan tarif impor memukul harga komoditas logam industri. Namun, penurunan harga diproyeksi tidak akan berlangsung dalam jangka panjang. Harga logam industri masih berpeluang menguat seiring ekspektasi pertumbuhan ekonomi China yang masih positif. Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, ketegangan situasi dagang antara AS dan China memang berdampak pada harga logam industri. "Ada ketakutan perang dagang bakal memperlambat laju pertumbuhan ekonomi China, negara yang selama ini paling tinggi menyerap logam industri," ujarnya, (23/3). Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (16/3), harga logam industri kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) kompak melemah. Harga aluminium turun 1,18% ke level US$ 2.050 per metrik ton. Sementara, harga tembaga melemah 0,52% ke level US$ 6.660 per metrik ton.