KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)sepanjang pekan ini. Semuanya dipicu oleh senitmen perang tarif.

Dalam sepekan, rupiah spot melemah 0,5% ke Rp 16.520 per dolar (AS) per Jumat (9/5). Rupiah Jisdor juga melemah 0,23% ke Rp 16.532 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, dolar AS mulai rebound oleh harapan kesepakatan terutama antara AS dengan China, seiring pembicaraan yang akan terjadi akhir pekan ini.

KKI 2025 Fasilitasi Business Matching UMKM Rp 224 Miliar

"Sebelumnya, dolar juga menguat tajam oleh tercapainya kesepakatan tarif AS-Inggris," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/5).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,21% ke Level Rp 16.532 per Dolar AS pada Jumat (9/5)

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melanjutkan penguatan dolar AS turut didorong turunnya data Jobless Claims. AS mencatat ada penurunan 13.000 menjadi 228.000 dari ekspektasi pasar sebesar 230.000. "Lalu juga kenaikan tensi geopolitik," sambungnya.

Pekan depan, pergerakan rupiah didorong oleh sentimen dari inflasi AS, yang akan rilis pada Selasa (13/5) malam. Lalu, dari hasil pertemuan negosiasi tarif dagang antara AS dan China. Selain itu, dari dalam negeri juga terdapat data penjualan ritel dan data perdagangan.

Kedua analis memperkirakan tekanan rupiah belum mereda.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,11% ke Rp 16.520 per Dolar AS pada Jumat (9/5)

"Rupiah diperkirakan melemah terbatas karena risiko dari kembalinya investor ke AS pasca rilis inflasi dan pelonggaran tensi perang dagang," sebut Josua.

Ia pun memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.475 - Rp 16.625 per dolar AS. Adapun Lukman memperkirakan Rp 16.450 - Rp 16.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News