KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat sedang mempersiapkan rencana evakuasi bagi 600.000 warga Amerika di Israel jika terjadi perang darat skala penuh di wilayah tersebut. Melansir
The Telegraph, para pejabat AS telah membuat rencana darurat yang melibatkan eksodus besar-besaran warga Amerika dari wilayah tersebut. Rencana tersebut dipersiapkan seiring langkah Israel yang bersiap mengirim pasukan darat ke Jalur Gaza.
Departemen Luar Negeri AS meyakini ada sekitar 600.000 warga Amerika di Israel, meskipun banyak di antara mereka yang berkewarganegaraan ganda. Sebanyak 86.000 orang lainnya diyakini berada di Lebanon ketika Hamas melancarkan serangan teror pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.400 orang di Israel. Inggris dan negara-negara Barat lainnya juga melakukan kontak dengan warga negara mereka di wilayah tersebut. Departemen Luar Negeri AS serta Kementerian Luar Negeri Inggris telah mengeluarkan peringatan agar tidak melakukan perjalanan ke Israel dan Gaza.
Baca Juga: Israel Sedang Mempersiapkan Invasi Darat ke Gaza, Situasi Makin Panas Baik AS maupun Inggris telah mendesak kelompok-kelompok lain yang bersimpati kepada Hamas di wilayah tersebut agar tidak melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Israel dan meningkatkan konflik di luar Gaza. Pasukan Israel bentrok dengan pasukan teroris Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober. Pasukan AS yang ditempatkan di Suriah juga mendapat ancaman dari drone bunuh diri yang dioperasikan oleh kelompok Islam yang didukung Iran. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, telah menyatakan keprihatinannya atas peningkatan serangan terhadap pasukan AS di Suriah, sebagai respons nyata terhadap konflik antara Hamas dan IDF.
Baca Juga: Perang Israel-Palestina Bermula dari Tahun 1948 “Apa yang kami lihat adalah kemungkinan peningkatan serangan yang signifikan terhadap pasukan kami dan rakyat kami di seluruh kawasan, dan oleh karena itu, kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan pasukan kami berada dalam posisi yang baik, mereka dilindungi, dan kami mempunyai kemampuan untuk meresponsnya,” katanya kepada
ABC News pada hari Minggu. Mengutip
Washington Post, AS sangat khawatir dengan kemungkinan peningkatan eskalasi di tengah potensi operasi darat Israel. Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah telah mengalihkan perhatiannya pada logistik yang rumit karena harus mengevakuasi sejumlah besar orang secara tiba-tiba. Di Lebanon, pemerintah AS sangat prihatin dengan kelompok militan Hizbullah. “Ini telah menjadi masalah nyata,” kata seorang pejabat kepada
Washington Post. “Pemerintah sangat, sangat, sangat khawatir bahwa masalah ini akan menjadi tidak terkendali,” tambahnya. Kekhawatiran Washington sepertinya berkaitan erat dengan situasi di Israel dan Lebanon ketika aksi protes jalanan telah menyebar ke seluruh dunia Arab. Para pejabat senior AS enggan membahas rencana evakuasi massal di depan umum, karena mereka berusaha menghindari kepanikan di antara warga Amerika yang tinggal di wilayah tersebut. Akan tetapi, sikap mereka baru-baru ini berubah yang mungkin menunjukkan kekhawatiran terhadap konflik tersebut, demikian kesimpulan surat kabar
Washington Post. Editor: Barratut Taqiyyah Rafie