Perang Harga Beras Memanas Ketika India dan Pakistan Mencabut Larangan Ekspor



KONTAN.CO.ID - ISLAMABAD, PAKISTAN. Harga beras global mengalami penurunan pada hari Senin setelah India dan Pakistan mengambil langkah-langkah saling balas untuk menghapus batas harga dan melanjutkan ekspor beras.

India, sebagai produsen beras terbesar di dunia, dan Pakistan, sebagai salah satu produsen utama, kini kembali bersaing dalam pasar internasional yang sempat terganggu akibat pembatasan ekspor yang diterapkan sebelumnya.

Langkah India dan Pakistan dalam Menanggapi Dinamika Pasar

Pada hari Sabtu, pemerintah India mencabut larangan ekspor beras putih non-Basmati setelah lebih dari setahun menangguhkan penjualan luar negeri. Kenaikan hasil panen di tahun 2024 membantu meningkatkan cadangan beras di gudang negara tersebut, sehingga memungkinkan India untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus melanjutkan ekspor.


Baca Juga: Thailand Mempercepat Proses Pembangunan Rendah Karbon

Keputusan India tersebut mengikuti pengumuman Pakistan sehari sebelumnya untuk mencabut minimum export price (MEP) atau harga ekspor minimum untuk semua jenis beras. Pakistan sebelumnya menetapkan MEP sebesar US$1.300 per metrik ton untuk beras Basmati dan US$550 untuk beras non-Basmati sejak tahun 2023.

Pakistan memutuskan untuk mencabut MEP setelah India, pada bulan September, lebih dulu menghapus batas harga US$950 per metrik ton untuk beras Basmati. Dengan langkah ini, kedua negara produsen utama beras Basmati kini kembali ke pasar global tanpa batasan harga, meningkatkan pasokan global dan menekan harga beras.

Pengaruh pada Pasar Global Beras

Beras Basmati, yang dikenal sebagai "mutiara wangi" karena cita rasanya yang khas, hanya diproduksi di India dan Pakistan. Oleh karena itu, setiap perubahan kebijakan ekspor dari kedua negara ini berdampak signifikan pada pasar global.

Keputusan Pakistan untuk menghapus MEP dipandang sebagai respons terhadap tekanan dari Rice Exporters Association of Pakistan (REAP), yang menyatakan bahwa dengan berakhirnya pembatasan ekspor India, MEP menjadi penghalang bagi eksportir Pakistan untuk bersaing di pasar internasional.

Menteri Perdagangan Pakistan, Jam Kamal Khan, mengonfirmasi bahwa langkah tersebut diambil untuk mendukung peningkatan ekspor beras Pakistan, dengan proyeksi mencapai US$5 miliar pada tahun keuangan ini. Namun, dengan kembalinya India ke pasar, tantangan bagi Pakistan akan semakin meningkat.

Baca Juga: Harga Pangan Turun, Deflasi Diperkirakan Masih Terjadi pada September 2024

Persaingan Ketat dalam Pasar Beras Basmati

India menguasai hampir 65% pasar global beras Basmati, sedangkan Pakistan menguasai 35% sisanya. Dalam tahun keuangan 2022-2023, India menghasilkan lebih dari US$4,7 miliar dari ekspor 4,5 juta metrik ton beras Basmati.

Pada bulan Juli 2023, India memberlakukan larangan ekspor beras non-Basmati akibat inflasi tinggi dan kekhawatiran akan potensi kekurangan produksi yang disebabkan oleh fenomena cuaca El Niño. Larangan tersebut menyebabkan kekurangan pasokan global, dan Pakistan memanfaatkan situasi ini dengan meningkatkan ekspornya.

Dari Juli 2023 hingga Juni 2024, Pakistan mengalami pertumbuhan lebih dari 60% dalam volume ekspor beras, serta peningkatan nilai sebesar 78%, dengan total pendapatan hampir mencapai US$3,9 miliar. Namun, dengan kembalinya beras India ke pasar, para analis memperingatkan bahwa Pakistan akan menghadapi persaingan ketat.

Menurut Chela Ram Kewlani, mantan ketua REAP, penghapusan MEP merupakan langkah yang tepat karena jika tetap diberlakukan, hal tersebut akan merugikan ekspor Pakistan. Dengan kembalinya India ke pasar global, harga beras akan kembali ditentukan oleh permintaan dan penawaran internasional.

Tantangan dan Peluang bagi Ekspor Beras Pakistan

Meskipun eksportir Pakistan menyambut baik keputusan untuk menghapus MEP, para petani lokal mengekspresikan kekhawatiran mereka.

Baca Juga: BPS: Harga Gabah Turun, Tapi Harga Beras Masih Naik

Mehmood Nawaz Shah, presiden Sindh Abadgar Board, sebuah organisasi petani di provinsi Sindh, memperingatkan bahwa penghapusan batas harga dapat merugikan petani karena harga yang lebih rendah dan pendapatan yang berkurang.

Di sisi lain, eksportir seperti Haseeb Khan, wakil ketua senior REAP, optimistis bahwa penghapusan MEP akan memperkuat posisi Pakistan di pasar-pasar baru seperti Indonesia dan Filipina. Meskipun mereka mengakui akan ada persaingan dari eksportir India, kelebihan produksi beras Pakistan diharapkan dapat mendukung peningkatan ekspor.

Pada tahun keuangan lalu, produksi beras Pakistan meningkat hampir 9,8 juta metrik ton, dan tahun ini diperkirakan akan meningkat lebih dari 10 juta metrik ton. Hal ini memberikan potensi peningkatan ekspor, meskipun persaingan dengan India menjadi tantangan besar.

Selanjutnya: Hingga Agustus 2024, Jumlah Tabungan Haji dan Umrah BSI Capai Rp 13 Triliun

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (3/10) Hujan Deras, Status Waspada Bencana Provinsi Ini

Editor: Handoyo .