JAKARTA. Sangat mudah menemui aneka aksesoris kendaraan bermotor disepanjang jalan Kebayoran Lama, Palmerah serta Patal Senayan. Hal tersebut tentunya membuat konsumen senang karena banyak pilihan aksesoris tersedia. Namun bagi pedagang aksesoris, khususnya pedagang knalpot, hal tersebut sudah sangat merugikan. Lantaran, persaingan antar toko knalpot makin ketat saban harinya. "Tokonya makin banyak, ada saja yang merusak harga pasar," ujar Husni Mubarok, pemilik bengkel knalpot mobil dan motor Jet Hot di bilangan Patal Senayan. Hal tersebut terjadi karena antara pembeli dan penjual knalpot melakukan tawar menawar harga. "Tidak masalah kalau untung kita sedikit asal pembeli tidak lolos ke toko lain," ujar Husni. Maka margin penjualan dibawah 10% pun tetap disambarnya. Alih-alih menyoroti persaingan harga yang kian ketat, Husni pun menyiasatinya dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya. Antara lain jujur dalam kualitas dan mutu knalpot yang dijajakannya. Dengan rtesep tersebut, toko Husni mampu bertahan selama 1,5 tahun ini. Produk knalpot yang dipajang Husni berasal dari pabrikan di Purbalingga dan Malaysia. Harga yang ditawarkan dibuka mulai harga Rp 200 ribu sampai jutaan rupiah baik untuk knalpot mobil ataupun motor. "Ada knalpot enteng tenaga, knalpot penghemat bahan bakar, dan sebagainya," ujarnya. Husni bilang, tokonya pernah diserbu pembeli yang ingin membeli knalpot pengirit bahan bakar. Untuk motor harganya mulai dari Rp 450 ribu untuk tipe bebek dan Rp 600 ribu untuk tipe sport. Sementara untuk mobil mulai dari Rp 600 ribu sampai Rp 1,2 juta. Senada dengan Husni, Hartanto yang memiliki bengkel knalpot mobil Karya Jaya di Palmerah juga merasakan hal yang sama. "Saat ini persaingan harga sudah sedemikian hebatnya," ujarnya. Apalagi saat-saat menjelang krisis tahun ini, penjualan Hartanto melorot sampai 50%. "Saya berharap pada pelanggan lama saja," ujarnya pasrah. Hartanto mengaku, tak lagi dapat mereguk keuntungan lumayan. "Dulu bisa dapat margin sampai 20%. Sekarang dapat 10% saja sudah lumayan," ujarnya. Harga yang ditawarkan Hartanto mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 4 jutaan. Hartanto yang menjual produk knalpot mobil buatannya sendiri tersebut mengaku tak lagi bisa menyetok bahan baku knalpot terlalu banyak. "Saya lakukan efisiensi besar-besaran dengan mengurangis tok bahan baku," keluhnya lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Perang Harga di Pasar Knalpot Otomotif di Tahun Kerbau
Oleh: Aprillia Ika
Selasa, 13 Januari 2009 14:09 WIB