Perang harga hotel-hotel di Bali



JAKARTA.Semakin menjamurnya hotel-hotel di Bali, mengakibatkan timbul persaingan sengit antar-hotel memperebutkan tamu atau wisatawan sebagai pelanggan.

Dampaknya berbagai hotel melakukan strategi, salah satunya berbenah melakukan hal-hal perbaikan. Seperti yang lazim dilakukan adalah memperbaiki kualitas pelayanan.

Menurut Tjokorda Gde Putra Sukawati, anggota dewan penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, memperbaiki kualitas untuk menarik pelanggan merupakan hal yang bagus, namun kenyataan di lapangan banyak yang tidak melakukan itu.


“Untuk memenangkan persaingan, hotel-hotel di Bali ada yang meningkatkan pelayanannya kepada pengunjung, itu bagus. Namun, kenyataannya lebih banyak yang menurunkan harga untuk merebut hati para wisatawan lokal maupun internasional. Ini yang membahayakan, iklim bisnisnya,” ujarnya kepada KompasTravel, Rabu (20/1/2016), saat dihubungi lewat telepon.

Tjokorda Gde Putra Sukawati menyodorkan data jumlah tamu atau pengunjung pada tahun 2015. “Pertumbuhan wisatawan tahun kemarin (2015) memang hanya 5 persen, tidak sebanding dengan pembangunan hotel-hotelnya," ujar Tjokorda.

Menurut Tjokorda, ini akan jelas menurunkan kualitas pariwisata di Bali. Bahkan, lanjut Tjokorda, harga kamar paling fantastis yang pernah ditemui ialah tarif di bawah Rp 100.000 untuk hotel sekelas bintang 3. Kasus ini banyak ditemukan di Bali.

“Pertumbuhan hotel di Bali sendiri sejak 2014 memang sangat menjamur, tidak hanya di dekat-dekat pantai atau obyek wisata, namun merata di berbagai kota besar di Bali,” ujar Tjokorda.

Dalam waktu dekat ini, PHRI Bali akan meminta kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk mengeluarkan moratorium kembali kepada para pemilik hotel yang ingin membangun. Selain itu, Tjokorda juga mengatakan akan meminta Pemprov Bali serius membangun fasilitas khususnya bandara yang memadai.

Tjokorda berharap agar bukan hanya hotel saja yang mengalami pembangunan, namun juga didukung oleh infrastruktur, seperti penambahan jalur pesawat di Bandara Ngurah Rai.

“Kita akan meminta pemerintah mengeluarkan moratorium kembali, dan meminta pembangunan infrastruktur secara serius di tahun 2016 terutama landasan pesawat yang menghambat jumlah wisatawan datang ke Bali. Untuk hotel-hotel kita imbau ada kesepakatan untuk tidak menurunkan harga,” kata Tjokorda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan