Perawat Muslim di New York Dipecat Setelah Sebut Perang Israel di Gaza Genosida



KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Sebuah rumah sakit di Kota New York, Amerika Serikat (AS) memecat seorang perawat Muslim Palestina-Amerika setelah dia menyebut perang Israel di Gaza sebagai genosida dalam pidato penerimaan penghargaan atas karyanya dalam menangani ibu-ibu yang kehilangan anak-anak mereka selama kehamilan dan persalinan.

Juru bicara rumah sakit NYU Langone Health mengatakan pada hari Kamis bahwa perawat bersalin, Hesen Jabr, sebelumnya telah diperingatkan untuk tidak menyampaikan pandangannya mengenai masalah yang memecah belah dan sensitif ini di tempat kerja.

Jabr memposting di Instagram bahwa dia diberikan penghargaan pada tanggal 7 Mei 2024, ketika dia menyampaikan pernyataannya, dan menambahkan bahwa dia menerima surat pemberhentian pada akhir bulan itu.


Baca Juga: Netanyahu: Serangan Mematikan Israel di Rafah Kesalahan Tragis

Dalam sebagian pidato penerimaannya, Jabr berbicara tentang para ibu yang kehilangan bayi mereka selama perang di Gaza dan mengatakan bahwa penghargaan tersebut sangat pribadi baginya.

“Saya sedih melihat perempuan di negara saya mengalami kerugian yang tak terbayangkan selama genosida yang terjadi di Gaza saat ini,” kata Jabr dalam video pidatonya yang dia posting secara online.

Juru bicara rumah sakit melalui email mengatakan bahwa Jabr telah diperingatkan pada bulan Desember, setelah insiden sebelumnya, untuk tidak menyampaikan pandangannya mengenai masalah yang memecah belah dan sensitif ini di tempat kerja.

Baca Juga: Serangan Udara Israel ke Rafah Menewaskan 35 Penduduk Palestina

"Namun, dia memilih untuk mengabaikan hal tersebut pada acara penghargaan karyawan baru-baru ini yang dihadiri banyak rekan kerjanya, beberapa di antaranya merasa kesal setelah mendengar komentarnya," kata juru bicara tersebut tanpa memberikan rincian tentang kejadian sebelumnya.

Akibatnya, Jabr bukan lagi pegawai NYU Langone.

Serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza telah menyebabkan lebih dari 36.000 orang tewas dalam delapan bulan terakhir, menurut laporan kementerian kesehatan setempat. 

Perang tersebut juga telah menyebabkan kelaparan yang meluas di daerah kantong pantai yang sempit dan mengakibatkan hampir 2,3 juta penduduknya mengungsi.

Baca Juga: Perlawanan Besar Pejuang Palestina Menghadang Kembalinya Militer Israel di Gaza

Konflik tersebut, yang telah menyebabkan meningkatnya Islamofobia dan antisemitisme serta demonstrasi yang meluas di AS dan negara lain, dimulai ketika kelompok militan Palestina Hamas, yang menguasai Gaza, menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Editor: Noverius Laoli