Perawatan Tubuh Telah Jadi Gaya Hidup Masyarakat, Begini Prospek Emiten Kosmetik



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Prospek emiten kosmetik dinilai bakal membaik dan akan tumbuh dalam jangka panjang, karena perawatan tubuh sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. 

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, industri kosmetik di Indonesia akan tetap tumbuh dan bertahan dalam jangka panjang. Salah satunya karena perawatan tubuh sudah menjadi bagian dari gaya hidup, khususnya bagi segmen kelas menengah ke atas.

“Hanya saja, akselerasi pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh daya beli konsumen dan tingkat belanja konsumen, serta potensi semakin ketatnya persaingan dengan banyak alternatif-alternatif produk baru, terlebih dengan harga yang lebih kompetitif,” kata Praska kepada Kontan, Sabtu (29/7).


Baca Juga: Millennium Pharmacon (SDPC) Aktif Berekspansi untuk Mendorong Kinerja

Selain dari daya beli yang lebih baik, adanya kesadaran akan perawatan tubuh bisa menjadi katalis positif bagi saham emiten kosmetik. 

Tapi di sisi lain, emiten kosmetik juga dihadapkan persaingan yang sangat ketat. Tidak hanya dari merek skincare dalam negeri non listed tapi juga produk China.

“Dengan persaingan ketat dari produk kosmetik dan perawatan tubuh di berbagai platform e-commerce, tentu ini menjadi tantangan bagi emiten-emiten di sektor industri tersebut dalam melakukan inovasi dan menjaga keunggulan produk, khususnya di segmen produk perawatan diri dan kosmetik,” tambahnya.

Menurut dia, saat ini sumber kontribusi pendapatan emiten PT Martina Berto Tbk (MBTO),  PT. Mustika Ratu Tbk (MRAT)  dan  PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI mayoritas berasal dari segmen kosmetik dan perawatan diri.

Baca Juga: Saham Saratoga Investama (SRTG) Layak Dikoleksi, Cermati Alasan Analis

“Dengan adanya bonus demografi di mana usia produktif mendominasi, maka prospek industri kosmetik dalam jangka panjang masih tetap cerah,” jelasnya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, emiten kosmetik ini bergantung pada ekonomi domestik, dengan disertai pula oleh peningkatan demand. Namun di sisi lain, emiten kosmetik juga dihadapi oleh daya saing juga adanya over supply.

“Emiten kosmetik diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut dan terus intens meningkatkan kinerja marketingnya. Karena emiten kosmetik sangat berkaitan dengan marketing sales,” kata Nafan kepada Kontan, Jumat (28/7).

Baca Juga: Pendapatan Industri Kecantikan dan Perawatan Pribadi Indonesia Capai US$8,09 Miliar

Persaingan dengan produk impor memang masih menjadi salah satu persaingan bagi para emiten kosmetik. Nafan menganggap kunci untuk mengatasi permasalahan tersebut selain melakukan inovasi, juga melakukan marketing sales yang menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli