Perayaan Diwali Dorong Harga Emas Naik 10%



MELBOURNE. Bersiap-siap saja, harga emas kemungkinan akan mengalami kenaikan sebesar 10%. Menurut data yang dirilis dari JPMorgan Chase & Co, kenaikan tersebut dipicu adanya permintaan akan perhiasan emas untuk pernikahan dan musim perayaan di India.

Permintaan emas dari India memang meningkat menjelang musim pernikahan yang berlangsung mulai September hingga Desember. Sementara, masyarakat India juga banyak yang membeli perhiasan untuk menyambut datangnya hari raya Diwali.

Menurut Brenda James, analis JPMorgan, musim perayaan tersebut memang mendorong kenaikan harga emas setiap tahunnya sejak 2002, terutama pada bulan September. Dalam beberapa dekade terakhir, pada periode September hingga Desember, harga rata-rata emas mengalami peningkatan sebesar 10,1%.


“Kami sudah melakukan analisis menyeluruh untuk membuktikan spekulasi apakah musim pernikahan di India memang mempengaruhi harga emas atau itu hanya omongan masyarakat belaka. Hasil penelitian kami mengindikasikan bahwa musim pernikahan dan musim hari raya memang berdampak positif terhadap harga emas sejak 2002 lalu,” kata James dalam laporannya yang dirilis kemarin.

India, yang merupakan negara pembeli perhiasan terbesar dunia, pada bulan lalu sudah meningkatkan impor emasnya sebesar 56%. Pada bulan lalu, Societe Generale juga bilang, harga emas, yang sepanjang tahun ini sudah turun sebesar 3,5%, diperkirakan akan mengalami rebound karena tingginya permintaan dari India.

Harga kontrak emas untuk pengantaran cepat mengalami peningkatan 0,3% menjadi US$ 803,45 per ounce pada pukul 11.20 waktu Sydney. Sebelumnya, pada 15 Agustus lalu, harga emas turun tajam mencapai level US$ 772,98 setelah sempat menembus rekor tertinggi pada bulan Maret mencapai US$ 1.030,70.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie