KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif pada pemulihan ekonomi Paman Sam. Pelaku pasar mulai percaya diri masuk ke aset berisiko sehingga kurs rupiah berpotensi menguat. Jumat (6/12), kurs spot rupiah menguat 0,25% ke Rp 14.105 per dolar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan pelemahan tipis rupiah 0,03% ke Rp 14.182 per dolar AS. Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan data tenaga kerja AS yang membaik memberikan sentimen positif ke pasar. Jumat (4/12) malam, data average hourly earning periode November naik 0,3% secara bulanan, lebih tinggi daripada proyeksi di 0,1%.
Selain itu, data pengangguran AS juga hanya naik 6,7% lebih rendah dari proyeksi di 6,8%. Namun, data non farm employment change dirilis lebih rendah di 245.000 dari proyeksi di 480.000. Baca Juga: Menguat 40,59% di kuartal keempat, IDX BUMN20 diprediksi naik lagi tahun depan Meski begitu, Ariston menilai data tenaga kerja AS yang cenderung membaik menunjukkan pemulihan ekonomi. Alhasil, pelaku pasar terdorong untuku masuk ke aset berisiko demi mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga mengatakan perbaikan data tenaga kerja AS menciptakan sentimen positif baik aset berisiko seperti rupiah. "Meski di dalam negeri kasus Covid-19 masih terus meningkat, tetapi fokus pelaku pasar tertuju pada sentimen positif dari data AS, imbasnya rupiah menguat," kata Josua. Baca Juga: IHSG bepotensi menguat pada Senin (7/12)