KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) memberi optimisme bagi perbaikan pasar obligasi. Meski demikian, performa obligasi masih berpotensi tertahan sejumlah sentimen negatif dari eksternal. Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar, menjelaskan, sejatinya keputusan BI menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin dalam bulan ini sudah cukup tepat. "Kebijakan ini harus dilakukan supaya nilai tukar rupiah tidak makin tertekan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed," ujar Anil. Namun, di sisi lain, Anil menilai naiknya suku bunga acuan BI tentu saja belum memperhitungkan risiko tambahan yang datang dari eksternal. Risiko ini antara lain adalah persoalan politik dan ekonomi Italia. Potensi keluarnya Italia dari Uni Eropa membuat pelaku pasar khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Perbaikan fiskal jadi penentu kekuatan pasar obligasi domestik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) memberi optimisme bagi perbaikan pasar obligasi. Meski demikian, performa obligasi masih berpotensi tertahan sejumlah sentimen negatif dari eksternal. Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar, menjelaskan, sejatinya keputusan BI menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin dalam bulan ini sudah cukup tepat. "Kebijakan ini harus dilakukan supaya nilai tukar rupiah tidak makin tertekan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed," ujar Anil. Namun, di sisi lain, Anil menilai naiknya suku bunga acuan BI tentu saja belum memperhitungkan risiko tambahan yang datang dari eksternal. Risiko ini antara lain adalah persoalan politik dan ekonomi Italia. Potensi keluarnya Italia dari Uni Eropa membuat pelaku pasar khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi global.