KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (
APEX) mencatatkan kinerja
bottom line yang apik di tiga bulan pertama tahun ini. Mengutip laporan keuangan interim perusahaan, emiten jasa penunjang minyak dan gas (migas) tersebut berhasil membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 1 juta pada sepanjang kuartal I 2021 lalu. Padahal, sebelumnya APEX mencatatkan rugi bersih US$ 7,34 juta pada periode sama tahun lalu. Perbaikan kinerja pada sisi
bottom line ini juga didapat ketika kinerja
topline APEX menyusut. Tercatat, pendapatan turun 43,91% secara tahunan atau
year-on-year (yoy) dari semula di kuartal I 2020 US$ 18,26 juta menjadi US$ 10,24 juta di kuartal I 2021.
GM Corporate Finance & Investor Relations APEX, Pretycia Darma menjelaskan, APEX memang melakukan sejumlah upaya efisiensi untuk menekan pengeluaran pada pos-pos beban yang ada. Caranya, APEX Menerapkan strategi pengendalian biaya dalam kegiatan operasional Perseroan tanpa mengurangi kualitas kinerja yang diberikan.
Baca Juga: Apexindo Pratama (APEX) berhasil cetak laba bersih US$ 1 juta di kuartal I-2021 “Sebelum rig mulai beroperasi, Perseroan meminta setiap
rig untuk menjaga biaya seefektif mungkin dan menekankan penurunan pengeluaran untuk pos-pos beban langsung. Selain itu juga terjadi penurunan biaya depresiasi untuk rig-rig Perseroan,” terang Pretycia kepada Kontan.co.id (26/4). Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, pengeluaran APEX pada sejumlah pos beban memang tercatat mengalami penurunan. Beban langsung APEX misalnya, mengalami penurunan 65,12% yoy menjadi US$ 5,64 juta di kuartal I 2021. Sebelumnya, beban langsung APEX mencapai US$ 16,18 juta pada kuartal I 2020 lalu. Dari situ laba kotor APEX sudah meroket 120,95% yoy menjadi US$ 4,60 juta di kuartal I 2021. Di kuartal I tahun lalu, laba kotor APEX hanya mencapai US$ 2,08 juta.
Penurunan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban usaha dan beban keuangan. Tercatat, beban usaha APEX menyusut 20,72% yoy dari semula US$ 3,23 juta di kuartal I 2020 menjadi US$ 2,56 juta di kuartal I 2021. Sementara itu, beban keuangan APEX tercatat turun lebih dalam, yaitu sebesar 78,95% yoy dari US$ 4,17 juta di kuartal I 2020 menjadi US$ 879.049 di kuartal I 2021.
Soal realisasi pendapatan yang turun, Pretycia menerangkan bahwa kontrak-kontrak baru yang didapat APEX memang dijadwalkan mulai dikerjakan pada kuartal II 2021 sehingga belum turut berkontribusi dalam pembukuan kinerja di kuartal pertama. “Pendapatan Perseroan pada kuartal I 2021 bersumber dari kontrak yang berjalan sejak tahun sebelumnya,” terang Pretycia. Per 31 Maret 2021 lalu, aset APEX tercatat sebesar US$ 339,13 juta. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar US$ 127,84 juta dan liabilitas sebesar US$ 211,28 juta. Sementara itu, kas dan setara kas akhir periode APEX tercatat sebesar US$ 11,01 juta per 31 Maret 2021. Jumlah ini turun 15,99% dibanding kas dan setara kas awal periode yang sebesar US$ 13,11 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .