Perbaikan Kinerja Estika Tata Tiara (BEEF) Berlanjut Hingga Kuartal I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) berhasil melanjutkan pertumbuhan kinerjanya di tahun 2024. Peningkatan penjualan memungkinkan perusahaan untuk membalikkan keadaan dengan mencatatkan laba bersih pada kuartal I-2024.

Sekretaris Perusahaan BEEF, Ratna Sari, mengungkapkan bahwa perbaikan kinerja BEEF telah dimulai sejak tahun lalu. Perbaikan ini terus berlanjut hingga kuartal pertama tahun ini, menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kinerja sebelumnya.

Pertumbuhan kinerja tersebut didorong oleh masuknya Asia Agri sebagai pengendali utama dalam usaha, sehingga posisi BEEF membaik dibandingkan dua tahun sebelumnya.


“Usaha BEEF masih tetap sama seperti sebelum masuknya pengendali baru,” ungkap Ratna kepada Kontan.co.id, pekan lalu. 

Baca Juga: Estika Tata Tiara (BEEF) Targetkan Laba Bersih Naik 100% Tahun Ini

Sebagai gambaran, penjualan BEEF per kuartal I-2024 meningkat sebesar 824,36% year on year (YoY) menjadi Rp 227,92 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan BEEF hanya mencapai Rp 24,65 miliar.

Dari sisi bottom line, BEEF berhasil mengantongi laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 14,30 miliar. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi sebelumnya yang mencatatkan kerugian sebesar Rp 6,86 miliar.

Ratna menyebutkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 100% dibandingkan tahun lalu. Dengan adanya kenaikan laba bersih, diharapkan dari sisi penjualan pun dapat ikut terkerek. 

Manajemen BEEF juga optimistis dengan bisnis tahun ini. Dengan bangkitnya perseroan dari keterpurukan 2 hingga 3 tahun lalu, para pelanggan kembali melirik BEEF yang telah kembali ke dalam usaha utamanya, yaitu penjualan daging.

 
BEEF Chart by TradingView

“Proyeksi bisnis masih sama seperti usaha pada tahun sebelumnya, di mana usaha utama Perseroan adalah penggemukan sapi, penjualan daging karkas, daging beku, dan produk turunannya,” tambahnya. 

Namun, manajemen BEEF tidak mengungkapkan berapa besar belanja modal atau capital expenditure (Capex) yang dianggarkan tahun ini. Ratna hanya menyebut bahwa serapan capex hingga kini sudah mencapai 40% dari total yang dianggarkan.

Adapun, dana capex tersebut digunakan untuk pembelian sapi dari Australia, pembelian daging beku impor, serta kebutuhan usaha lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .