JAKARTA. Sistem Informasi Debitur atawa SID bukan barang asing bagi pelaku industri multifinance. Hanya saja, SID saat ini belum sesuai dengan sistem operasional kebanyakan perusahaan pembiayaan. Tak heran kalau pengguna SID dari multifinance masih sedikit. Hingga Februari kemarin, baru ada 10 perusahaan pembiayaan yang menjadi peserta SID, padahalnya anggota Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) ada 143 perusahaan.Ketua APPI Wiwie Kurnia bilang, SID yang dikembangkan saat ini berasal dari Bank Indonesia dengan platform pelaku marketnya adalah bank. "Kami berharap SID itu nanti bisa sesuai kebutuhan multifinance. Nah saat ini kami bekerjasama dengan Perbanas dan AAJI untuk membuat SID yang lebih applicable sehingga bisa mengakomodasi kebutuhan pelanggan. Bisa diakses lebih cepat," ujarnya, Selasa (22/6). Wiwie mencontohkan, di Amerika, pengaksesan SID ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan akan tetapi tingkat dealer pun bisa mengakses SID. Selain Amerika, negara seperti Jepang, Australia, dan Malaysia perkembangan SIDnya juga sangat baik. "Harapan kami ke depan demikian. Memang ada ketakutan akan pencurian data nasabah bila sistem ini berjalan, namun kebutuhan akan SID ini lebih besar ketimbang ketakutan yang ada," cetus Wiwie.
Perbaikan SID Akan Tekan Kredit Macet Multifinance
JAKARTA. Sistem Informasi Debitur atawa SID bukan barang asing bagi pelaku industri multifinance. Hanya saja, SID saat ini belum sesuai dengan sistem operasional kebanyakan perusahaan pembiayaan. Tak heran kalau pengguna SID dari multifinance masih sedikit. Hingga Februari kemarin, baru ada 10 perusahaan pembiayaan yang menjadi peserta SID, padahalnya anggota Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) ada 143 perusahaan.Ketua APPI Wiwie Kurnia bilang, SID yang dikembangkan saat ini berasal dari Bank Indonesia dengan platform pelaku marketnya adalah bank. "Kami berharap SID itu nanti bisa sesuai kebutuhan multifinance. Nah saat ini kami bekerjasama dengan Perbanas dan AAJI untuk membuat SID yang lebih applicable sehingga bisa mengakomodasi kebutuhan pelanggan. Bisa diakses lebih cepat," ujarnya, Selasa (22/6). Wiwie mencontohkan, di Amerika, pengaksesan SID ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan akan tetapi tingkat dealer pun bisa mengakses SID. Selain Amerika, negara seperti Jepang, Australia, dan Malaysia perkembangan SIDnya juga sangat baik. "Harapan kami ke depan demikian. Memang ada ketakutan akan pencurian data nasabah bila sistem ini berjalan, namun kebutuhan akan SID ini lebih besar ketimbang ketakutan yang ada," cetus Wiwie.