Perbaiki kinerja 2018, begini strategi Garuda Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi industri penerbangan yang semakin kompetitif, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyiapkan strategi agar mampu bersaing dan memperbaiki kinerja perusahaan. Terlebih, maskapai pelat merah ini masih mencatatkan kerugian pada tahun lalu.

Untuk memoles kinerja 2018, GIAA akan melakukan tiga strategi utama. Pertama, melakukan review terhadap rute-rute penerbangan maskapai, khususnya rute internasional. Kedua, melakukan renegosiasi termasuk dengan produsen pesawat serta optimalisasi terhadap kualitas pesawat.

"Tahun lalu, 12 renegosiasi kami selesaikan, dan kami lihat dampaknya cukup baik. Tahun ini, kami rencanakan sembilan kontrak lagi (renegosiasi)," ungkap Direktur Utama GIAA Pahala N Mansury usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (19/4).


Strategi ketiga, adalah berupaya memperoleh penerimaan di luar pendapatan dari penumpang. Meskipun, komposisi penerimaan terbesar saat ini berasal dari penumpang.

Salah satu caranya dengan meningkatkan penerimaan dari bisnis kargo. Pada 2018, pendapatan dari bisnis kargo ditargetkan meningkat menjadi US$ 21 juta-US$ 22 juta per bulan dari sebelumnya berkisar US$ 17 juta-US$ 18 juta. Bahkan, pada 2019, perusahaan membidik penerimaan dari kargo mampu mencapai US$ 23 juta-US$ 25 juta per bulan.

"Jadi, bagaimana caranya semakin lama, semakin banyak pendapatan non penumpang, termasuk lewat anak perusahaan seperti Citilink," papar Pahala.

Pahala menyebutkan, kontribusi anak usaha terhadap kinerja operasional perusahaan menunjukkan peningkatan dari tahun lalu 20% menjadi 23% pada kuartal I-2018. Kontribusi terbesar berasal dari kinerja Citilink, diikuti Garuda Maintenance Facility (GMF).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini