Perbaiki kinerja, KRAS mati-matian efisiensi



JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah menyelesaikan lebih dari separuh atas pembangunan pabrik blast furnace. Ini merupakan salah satu upaya perseroan untuk menghemat biaya operasional yang selama ini menggerogoti cuan.

Irvan K Hakim, Direktur Utama KRAS mengatakan, proses pembangunan fisik pabrik Bbast furnace sudah 62,4%. Diharapkan, pabrik ini kelar dibangun pada kuartal III tahun depan. Ia mengklaim, pabrik ini bisa menurunkan konsumsi energi listrik untuk pembuatan baja slab. 

"Pabrik Blast Furnace akan mampu menurunkan beban konsumsi listrik hingga 50% dibandingkan pola konvensional yang dilakukan sekarang," ujarnya.


Berdasarkan hitungannya, setiap 100 kilowatt hour (kwh) per ton penurunan konsumsi listrik akan berimbas pada penurunan beban biaya produksi hingga US$ 10 per ton dengan tarif listrik terbaru.  

Perseroan juga tengah merampungkan pembangunan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) berkapasitas 120 mega watt (MW). Power plant ini ditargetkan sudah beroperasi akhir tahun 2014. Saat ini, perseroan melakukan uji kinerja (performance test). 

Selanjutnya, upaya efisiensi juga dilakukan dengan mengonversi boiler 400 MW yang saat ini berbasis gas menjadi batubara. Program konversi energi ini akan dilakukan dengan konversi tahap awal 2x80 MW yang dimulai tahun ini.  

Efisiensi dinilai sangat perlu dilakukan mengingat sejumlah tantangan yang menghadang industri baja. Tantangan yang dimaksud antara lain tingginya kenaikan harga energi, fluktuasi harga bahan baku serta harga produk jadi, pelemahan rupiah, dan membanjirnya produk baja impor.

Dengan demikian, peningkatan efisiensi dan meningkatkan daya saing dinilai perlu dilakukan guna mendongkrak laba. Kinerja KRAS per akhir September 2014 kian terpuruk. Pendapatan emiten pelat merah ini longsor dari US$ 1,57 miliar menjadi US$ 1,36 miliar. 

Sejumlah beban pun membengkak, seperti beban umum dan administrasi yang naik 21,17% menjadi US$ 86,88 juta. Beban lain-lain perseroan juga naik dari US$ 2,48 juta menjadi US$ 1,14 juta. 

Perseroan juga menanggung rugi dari sejumlah entitas asosiasi yang nilainya mencapai US$ 48,91 juta. Alhasil, rugi bersih perseroan kian menggunung yaitu dari US$ 10,09 juta menjadi US$ 117,47 juta. Tidak heran, jika manajemen KRAS mati-matian untuk melakukan efisiensi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan