KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Maha Properti Indonesia Tbk (
MPRO) tengah memacu pengembangan proyek kawasan superblok di Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Hal itu sebagai upaya perbaiki kinerja bisnis yang merugi. Adapun kawasan superblok di Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah itu dikenal dengan nama The Kahyangan. Di dalam proyek tersebut, telah berdiri 1
tower office building setinggi 20 lantai dan 1
tower apartment bernama "Apsara Tower" setinggi 32 lantai, yang terdapat 445 unit di dalamnya dan telah dilakukan proses
hand over sejak Februari 2019. MPRO juga berencana untuk membangun rumah tapak di komplek The Kahyangan tersebut pada akhir tahun 2022. Sebelumnya, pengembangan kawasan ini mengalami penundaan akibat terdampak covid-19.
Baca Juga: Indonesia akan Menjadi Kekuatan Ekonomi Terbesar ke-4 di Dunia Sejalan dengan itu, MPRO melalui entitas anaknya yaitu PT Trixindo Selaras akan mengembangkan kawasan hunian di Jl Ciledug Raya No 25, Cipulir Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dalam kawasan tersebut, MPRO akan membangun apartemen Thames yang diberi nama Simprug Signature. Sebagai upaya perbaiki kinerja, MPRO juga berencana mengembangkan lahan di kawasan lain. Pertama, proyek Tanjung Layar Beachfront City di Makassar yang berdiri di atas lahan seluas ±7 Hektare (Ha). Kawasan itu akan dikembangkan menjadi Superblok dan resort dengan pemandangan laut yang rencananya akan dibangun apartemen,
townhouses, dan
shophuses. Kedua, proyek perumahan The Grand Maja di Lebak, Banten yang dikembangkan di atas lahan seluas ±318 Ha. Proyek yang akan dikembangkan berupa perumahan, ruko, kawasan perkantoran, dan pusat perbelanjaan. MPRO berharap pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi dapat tumbuh sekitar 5% dapat meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia. Sehingga, bisa berdampak positif bagi sektor real estate yang mengalami perlambatan pertumbuhan selama dua tahun terakhir. "Seiring meredanya pandemi covid-19, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional juga akan membaik," tulis manajemen MPRO dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Jumat (8/7).
Dengan perencanaan tersebut, MPRO berharap dapat perbaiki kinerja yang masih dalam tren merugi. Di tiga bulan pertama tahun ini misalnya, pendapatan penjualan MPRO menyusut 47,61% dari Rp 22,83 miliar per Maret 2021, menjadi Rp 11,96 miliar per Maret 2022. MPRO terpantau membukukan rugi bersih sebesar Rp 3,65 miliar per Maret 2022. Angka itu berbalik dari posisi untung Rp 193,13 juta per Maret 2021. Capaian itu belum beranjak dari kinerja negatif yang dialami MPRO di sepanjang tahun 2021. Dari segi pendapatan penjualan, MPRO tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 13,96 miliar dari tahun sebelumnya mencatatkan laba komprehensif senilai Rp 12,69 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .