JAKARTA. Maskapai PT Garuda Indonesia Tbk berbenah, pasca pergantian pilot perusahaan. Saat ini, manajemen baru tengah berupaya melakukan restrukturisasi rute penerbangan agar kinerja keuangan tak terus memerah. Arif Wibowo, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk bilang, langkah pertama yang akan dilakukan adalah menyesuaikan kapasitas rute-rute internasional. Beberapa frekuensi rute internasional akan dipangkas sesuai kebutuhan pasar. Misal, rute frekuensi Tokyo-Jakarta yang saat ini dua kali sehari. Pada kuartal I atau kuartal II 2015 mendatang, akan dikurangi menjadi sekali penerbangan per hari. Arif menyebut ada beberapa frekuensi di rute lain yang akan dipangkas oleh Garuda. Sayang, ia tak merinci rute mana saja yang akan dipangkas emiten berkode saham GIAA ini.
Arif menyebut secara persentase pengurangan frekuensi sekitar 5% sampai 10% dari total frekuensi terbang Garuda. "Ada beberapa wilayah di Asia yang kapasitasnya diciutkan, tapi kami tak mengurangi destinasi," katanya kepada KONTAN akhir pekan lalu. Adapun rute ke wilayah lain, seperti Eropa belum ada rencana perubahan frekuensi terbang. Hanya, saat ini, Garuda tengah melakukan evaluasi terhadap semua rute termasuk ke Eropa. Garuda perlu mempertimbangkan secara detail operasional di tiap rute, berikut persaingan harga dengan maskapai lain. Menurut Arif, saat ini, rata-rata tingkat keterisian alias load factor penumpang untuk rute Eropa masih bagus. Sepanjang Januari hingga November 2014 rata-rata mencapai 71%. Angka ini ditargetkan bisa meningkat menjadi 77% sepanjang tahun 2015 nanti. Menggarap carter Arif mengakui, saat ini, belum semua potensi penerbangan digarap baik Garuda. Oleh karena itu, selain membenahi frekuensi, Garuda juga berniat memperlebar pangsa pasar penerbangancarternya. Garuda menargetkan tahun depan bisa mencatat kontribusi penghasilan sekitar 3%-4% dari penerbangan carter ini. Langkah cepat diayunkan. Menjelang hari raya Imlek, Garuda mulai menjajal peruntungan dengan mengoperasikan penerbangan carter menuju Wuhan dan Chongqing, China. "Penerbangan carter bisa mengambil pasar untuk momen tertentu sekaligus bisa untuk melakukan tes pasar," imbuhnya.
Selama ini, kata Arif, jumlah turis China yang ke luar negeri mencapai 100 juta orang per tahun. Dari jumlah tersebut, baru 700.000 orang yang berkunjung ke Indonesia, khususnya, Bali. Sementara untuk pengembangan rute domestik, Garuda akan memaksimalkan rute-rute penghubung menggunakan pesawat Avions de transport regional (ATR). Dengan pesawat kecil Garuda siap memperkuat rute di kawasan Indonesia Timur seperti Kalimantan, Sulawesi dan Papua. "Targetnya 2015 kami bisa mengangkut penumpang domestik 25 juta," imbuh dia. Tak hanya mengembangkan diri sendiri, Garuda juga telah menyiapkan rencana pengembangan untuk anak usahanya, PT Citilink Indonesia. Guna memenuhi kebutuhan modal kerja dan investasi, Garuda siap memberikan pinjaman sebesar US$ 20 juta dollar ke Citilink. Alberth Burhan, Pelaksana Tugas Direktur Utama Citilink bilang, dana itu akan digunakan untuk menambah 5 pesawat baru seri A320. Ia menyebut ada rute baru mungkin dari Surabaya ke Makassar. "Ekspansinya lebih ke Indonesia Timur karena dari Cengkareng masih susah untuk ditambah," paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie