JAKARTA. Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) meminta Bank Indonesia (BI) segera mengatur dan menetapkan azas resiprokal. Sigit Pramono, Ketua Perbanas mengatakan, azas resiprokal ini sangat penting mengingat bank dalam negeri sangat sudah memperoleh akses untuk berekspansi ke luar negeri. Menurut Sigit, penerapan azas resiprokal ini mendesak mengingat Indonesia bakal memasuki pasar tunggal Asean pada 2014. "Ini membutuhkan peran BI dan pemerintah. Kita harus tegas terhadap negara-negara yang belum mau memberikan izin kepada bank kita yang memiliki rencana ekspansi ke luar negeri," kata Sigit, akhir pekan lalu. Contohnya, PT Bank Mandiri Tbk yang masih kesulitan membuka cabang di Malaysia. "Membuka cabang di bandara saja izinnya sangat susah," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, belum lama ini. Hal ini ironis mengingat bank-bank asing begitu mudah berekspansi di Indonesia.
Perbanas desak BI terapkan azas resiprokal
JAKARTA. Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) meminta Bank Indonesia (BI) segera mengatur dan menetapkan azas resiprokal. Sigit Pramono, Ketua Perbanas mengatakan, azas resiprokal ini sangat penting mengingat bank dalam negeri sangat sudah memperoleh akses untuk berekspansi ke luar negeri. Menurut Sigit, penerapan azas resiprokal ini mendesak mengingat Indonesia bakal memasuki pasar tunggal Asean pada 2014. "Ini membutuhkan peran BI dan pemerintah. Kita harus tegas terhadap negara-negara yang belum mau memberikan izin kepada bank kita yang memiliki rencana ekspansi ke luar negeri," kata Sigit, akhir pekan lalu. Contohnya, PT Bank Mandiri Tbk yang masih kesulitan membuka cabang di Malaysia. "Membuka cabang di bandara saja izinnya sangat susah," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, belum lama ini. Hal ini ironis mengingat bank-bank asing begitu mudah berekspansi di Indonesia.