Perbanas: Hati-hati bikin aturan bunga deposito



JAKARTA. Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Swasta Nasional (Perbanas) Aviliani, mengingatkan pemerintah agar hati-hati dalam membuat aturan terkait suku bunga deposito bank BUMN. 

Alasannya, kata Aviliani, dana deposito bank BUMN bukan mustahil akan pindah ke bank swasta besar yang menawarkan suku bunga deposito bersaing. “Saya dukung rencana pemerintah, namun harus diikuti mitigasi risiko yang prudent,” ujar Aviliani kepada KONTAN, Senin (22/2).

Sebagai informasi, untuk menurunkan suku bunga deposito, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, akan melakukan revisi peraturan yang terkait dengan pengelolaan uang negara untuk merealisasikan subtansi dari penurunan bunga deposito. 


Bukan hanya Peraturan Pemerintah (PP) yang akan direvisi, tapi juga termasuk Peraturan Menteri (Permen) Keuangan dan perundangan lain yang termasuk turunannya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, batas atas bunga deposito akan dipatok tidak terlalu jauh dari laju inflasi.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengatakan, selain penurunan suku bunga deposito, OJK juga mempunyai cara kedua untuk menurunkan suku bunga kredit. 

Nelson bilang, agar penurunan suku bunga kredit bisa cepat terlaksana, maka perbankan perlu meningkatkan efisiensi. Bentuk efisiensi, misalnya, dengan menekan pengeluaran bank. Antara lain, bank bisa menekan biaya marketing, perjalanan dinas, program hadiah yang selama ini masih jalan, biaya promosi, dan biaya SDM.

Diharapkan, ke depannya bank akan bisa mencapai tingkat BOPO atau Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional dilevel sama seperti Malaysia yaitu sebesar 50%. 

Sebagai gambaran saat ini level BOPO bank di Indonesia dilevel 70%. Nelson mengharapkan beberapa bank agar menurunkan biaya overhead untuk meningkatkan efisiensi.

Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN mengatakan, pihaknya juga mendorong agar bank pemerintah meningkatkan efisiensi agar bisa bersaing dengan bank ASEAN nantinya. “Kami harapkan suku bunga kredit bisa single digit diakhir tahun,” ujar Gatot ketika ditanya KONTAN, Senin (22/2).

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, dengan dua strategi tersebut diharapkan suku bunga kredit perbankan pada akhir 2016 bisa mengalami penurunan menjadi single digit. 

Dengan begitu, diharapkan permintaan kredit perbankan bisa mengalami kenaikan, yang akhirnya bisa meningkatkan revenue dari masing-masing bank. Selain itu dengan suku bunga kredit yang rendah, ekonomi bisa lebih terdongkrak.

Muliaman menambahkan, penurunan suku bunga kredit tidak bisa terjadi dalam tempo satu dua bulan. Beberapa kredit seperti korporasi dan komersial memang membutuhkan waktu yang agak lama untuk diturunkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan