Perbanas: Properti menengah atas sudah oversupply



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) mengatakan saat ini jumlah properti kelas menengah atas sudah terlau berlebih (oversupply). Hal ini menyebabkan kredit KPR sektor ini tidak terlalu optimal tumbuh.

Aviliani, Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional Perbanas bilang saat ini sudah terjadi oversupply KPR menengah atas.

Selama ini, memang mayoritas pembeli properti segmen menengah atas adalah untuk tujuan investasi. "Dibeli saat pembangunan dan dijual kembali saat selesai," kata Aviliani kepada KONTAN, Sabtu (4/11).


Faktor yang membuat kredit properti kelas menengah atas sulit tumbuh adalah saat ini jika membeli properti jenis ini langsung ada biaya PPn dan biaya balik nama.

Sehingga permintaan properti kelas menengah atas yang selama ini untuk spekulasi menjadi berkurang.

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit properti menengah atas tidak sekencang segmen menengah bawah. Hal ini ditunjukkan oleh data terakhir September 2017.

Berdasarkan data BI, pada September 2017 pertumbuhan kredit konstruksi perumahan menengah, besar dan mewah atau tipe 70 keatas mengalami perlambatan.

September 2017, pertumbuhan kredit sektor ini naik 20,2% secara tahunan atau year on year (yoy) atau melambat dari Agustus 2017 22,1% yoy.

Perlambatan kredit konstruksi rumah menengah atas ini menyebabkan kredit properti September 2017 hanya tumbuh 13,2% yoy. Angka ini sedikit melambat dari pertumbuhan Agustus 2017 13,5% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie