JAKARTA. Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menilai Bank Indonesia (BI) seharusnya menaikkan BI rate untuk menahan laju pertumbuhan kredit. "BI rate perlu pelan-pelan dinaikkan. Supaya pertumbuhan kredit perbankan menurun dan bank lebih berhati-hati menyalurkan kredit," ujar Sigit, Selasa (12/6). Kehati-hatian ini terkait dengan antisipasi kondisi krisis perekonomian global yang bisa berimbas kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bank-bank harus lebih selektif dalam menyalurkan kredit, khususnya kepada nasabah-nasabah korporasi yang memiliki eksposur ke Eropa. "Tapi walaupun tanpa sinyal BI rate, memang industri harus lakukan pengereman. Industri harus terbiasa mengurangi pertumbuhan kredit dan persiapan perlambatan perekonomian sehingga bank tidak terpacu salurkan kredit," kata Sigit. Menanggapi keputusan bank sentral hari ini, Ekonom Ryan Kiryanto menilai tepat langkah BI menahan BI rate di level 5,75%. Level tersebut sudah dipertahankan BI sejak Februari 2012. Ia memperkirakan BI rate akan bertahan di level tersebut hingga akhir tahun di tengah tren penurunan bunga acuan di negara-negara maju yang membutuhkan amunisi untuk perekonomiannya. "Pasar masih akan fluktuasi sejauh penyelesaian krisis Yunani dan Spanyol tdk segera dicapai," kata Ryan. Ia menilai kondisi yang lebih buruk hingga akhir tahun ini bisa terjadi jika Spanyol juga jatuh seperti halnya Yunani. Selain itu, rupiah juga masih akan bergantung kondisi Eropa secara umum dengan fluktuasi yang tajam.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perbanas: Seharusnya BI rate dinaikkan
JAKARTA. Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menilai Bank Indonesia (BI) seharusnya menaikkan BI rate untuk menahan laju pertumbuhan kredit. "BI rate perlu pelan-pelan dinaikkan. Supaya pertumbuhan kredit perbankan menurun dan bank lebih berhati-hati menyalurkan kredit," ujar Sigit, Selasa (12/6). Kehati-hatian ini terkait dengan antisipasi kondisi krisis perekonomian global yang bisa berimbas kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bank-bank harus lebih selektif dalam menyalurkan kredit, khususnya kepada nasabah-nasabah korporasi yang memiliki eksposur ke Eropa. "Tapi walaupun tanpa sinyal BI rate, memang industri harus lakukan pengereman. Industri harus terbiasa mengurangi pertumbuhan kredit dan persiapan perlambatan perekonomian sehingga bank tidak terpacu salurkan kredit," kata Sigit. Menanggapi keputusan bank sentral hari ini, Ekonom Ryan Kiryanto menilai tepat langkah BI menahan BI rate di level 5,75%. Level tersebut sudah dipertahankan BI sejak Februari 2012. Ia memperkirakan BI rate akan bertahan di level tersebut hingga akhir tahun di tengah tren penurunan bunga acuan di negara-negara maju yang membutuhkan amunisi untuk perekonomiannya. "Pasar masih akan fluktuasi sejauh penyelesaian krisis Yunani dan Spanyol tdk segera dicapai," kata Ryan. Ia menilai kondisi yang lebih buruk hingga akhir tahun ini bisa terjadi jika Spanyol juga jatuh seperti halnya Yunani. Selain itu, rupiah juga masih akan bergantung kondisi Eropa secara umum dengan fluktuasi yang tajam.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News