JAKARTA. Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai target pertumbuhan kredit perbankan nasional oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 15% - 17% tahun ini cukup realistis. Target ini diyakini bisa tercapai jika perbankan mampu memaksimalkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Menurut Sigit Pramono, Ketua Umum Perbanas, bisa saja target pertumbuhan kredit perbankan nasional tahun ini tak tercapai seperti realisasi tahun lalu. "Namun saya kira target itu masih realistis. Karena ada beberapa bank yang kondisi loan to deposit ratio (LDR)-nya masih bagus," kata Sigit di Jakarta, Senin (2/3). Sigit menegaskan agar target pertumbuhan kredit tahun ini bisa lebih baik dibanding tahun lalu, industri perbankan nasional harus mampu menggenjot pertumbuhan DPK-nya dengan maksimal. "Mau tak mau depositonya harus digenjot. Selain itu, porsi tabungan juga secara umum masih rendah sehingga potensinya masih besar," ujar Sigit. Sigit menampik kekhawatiran upaya menggenjot DPK, termasuk deposito, akan membebani biaya dana (cost of fund) dan menggerus perolehan laba bersih industri perbankan. "Itu belum tentu terjadi. Kalau DPK bertambah dan penyaluran kredit bisa ditingkatkan, pendapatan bunga yang akan diperoleh juga akan semakin besar," pungkas Sigit. Berdasarkan data OJK per Desember 2014, pertumbuhan kredit industri perbankan memang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK. Kredit yang disalurkan bank umum pada tahun lalu mencapai Rp 3.526,36 triliun atau tumbuh 11,66% secara year on year (yoy). Sementara DPK yang dihimpun bank umum tahun lalu mencapai Rp 3.943,69 triliun atau tumbuh 12,01% secara yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perbanas: Target kredit OJK tahun ini realistis
JAKARTA. Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai target pertumbuhan kredit perbankan nasional oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 15% - 17% tahun ini cukup realistis. Target ini diyakini bisa tercapai jika perbankan mampu memaksimalkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Menurut Sigit Pramono, Ketua Umum Perbanas, bisa saja target pertumbuhan kredit perbankan nasional tahun ini tak tercapai seperti realisasi tahun lalu. "Namun saya kira target itu masih realistis. Karena ada beberapa bank yang kondisi loan to deposit ratio (LDR)-nya masih bagus," kata Sigit di Jakarta, Senin (2/3). Sigit menegaskan agar target pertumbuhan kredit tahun ini bisa lebih baik dibanding tahun lalu, industri perbankan nasional harus mampu menggenjot pertumbuhan DPK-nya dengan maksimal. "Mau tak mau depositonya harus digenjot. Selain itu, porsi tabungan juga secara umum masih rendah sehingga potensinya masih besar," ujar Sigit. Sigit menampik kekhawatiran upaya menggenjot DPK, termasuk deposito, akan membebani biaya dana (cost of fund) dan menggerus perolehan laba bersih industri perbankan. "Itu belum tentu terjadi. Kalau DPK bertambah dan penyaluran kredit bisa ditingkatkan, pendapatan bunga yang akan diperoleh juga akan semakin besar," pungkas Sigit. Berdasarkan data OJK per Desember 2014, pertumbuhan kredit industri perbankan memang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK. Kredit yang disalurkan bank umum pada tahun lalu mencapai Rp 3.526,36 triliun atau tumbuh 11,66% secara year on year (yoy). Sementara DPK yang dihimpun bank umum tahun lalu mencapai Rp 3.943,69 triliun atau tumbuh 12,01% secara yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News