KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beragam cara dilakukan perbankan untuk memupuk dana murah. Salah satunya melalui produk tabungan serta giro demi menekan biaya dana serta menjaga rasio margin. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, misalnya, per September 2021 mencatatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.135,30 triliun, atau naik 4,39% yoy. Komposisi terbesar masih dari tabungan dan giro yang menyumbang 59,69% dari total simpanan. Alhasil, kedua simpanan itu memperbesar rasio dana murah (CASA) Bank BRI. Sementara untuk deposito, justru mencatatkan penurunan sebesar 1,1% yoy menjadi Rp 458,70 triliun pada periode yang sama. Ke depan, perusahaan akan terus mengincar dana murah melalui transaksi yang berdasarkan CASA. Ia mencontohkan, dengan transaksi pembayaran nasabah yang mengandalkan ekosistem digital.
"Diantaranya melalui pembukaan rekening
digital saving yang saat ini telah tumbuh hingga 460% yoy, serta pembaharuan secara berkelanjutan fitur Super Apps BRImo," kata
Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto pada, Selasa (16/11). Selain itu, bank pelat merah ini juga terus mendorong transaksi melalui penguatan
payroll integrated system serta B2B platform
on boarding seperti Junio Smart, BRIMOLA, BRISmart dan BRIStore. BRI juga terus melakukan perluasan kolaborasi dengan
payment gateway serta
principal internasional untuk meningkatkan jumlah
merchant baru, meningkatkan
sales volume transaksi serta dana murah dari
merchant. "Hal tersebut dilakukan BRI untuk terus meningkatkan komposisi dana murah dengan target CASA mencapai 60%-65%," terangnya. Tak berbeda jauh, simpanan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. juga masih didominasi dana murah, terutama tabungan dan giro, yang tumbuh 30,57% yoy dan 19,34% pada kuartal III 2021.
Baca Juga: Begini strategi BRI fokus menggarap segmen UMKM pada tahun 2022 Direktur Distribution & Ritel Funding BTN Jasmin mengungkapkann, bank ke depan fokus untuk membangun CASA yang kuat serta berkelanjutan melalui transaksi digital seperti
Mobile Banking,
Internet Banking,
Cash Management, electronic data capture (EDC) dan lainnya. Untuk tahun depan, perusahaan bidik peningkatan DPK Ritel yang berasal dari Tabungan BTN reguler, Tabungan Investa dan Tabungan BTN Siap. Tabungan ini memberikan bonus poin spekta bagi nasabah yang dapat ditukarkan poin dengan berbagai voucher atau barang lainnya. "BTN Solusi juga akan terus didorong dari kerjasama payroll perusahaan yang di-
bundling dengan fasilitas pembiayaan KPR BTN sehingga nasabah dalam bertransaksi juga mendapatkan kemudahan layanan melalui fasilitas
Mobile Banking yang lengkap," jelas Jasmin. PT Bank Sahabat Sampoerna memang berhasil menghimpun deposito sebesar Rp 7,8 triliun pada September 2021. Namun peningkatan DPK justru didorong pertumbuhan tabungan yang meningkat 18,3% yoy dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,4 triliun.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengakui, simpanan bank meningkat tipis 1,5% menjadi Rp 9,8 triliun. Dengan demikian, komposisi dana murah terhadap keseluruhan DPK meningkat menjadi 20,4%. Melalui realisasi itu, bank akan terus berinovasi untuk memperbaiki layanan agar semakin baik dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kemudian menciptakan berbagai produk demi memenuhi kebutuhan nasabah, khususnya yang menginginkan imbal hasil tinggi. "Lebih jauh, kami akan meluncurkan Sampoerna Mobile Saving, tabungan
online di kuartal pertama tahun 2022. Ini merupakan salah satu upaya kami dalam memberikan layanan yang lebih baik bagi nasabah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo