KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank membidik pertumbuhan penyaluran kredit properti baik kredit kepemilikan rumah (KPR) maupun kredit kepemilikan apartemen (KPA). Bank melihat potensi pasar properti masih besar karena jumlah orang yang belum memiliki hunian (
backlog hunian) masih sangat besar. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya menargetkan penyaluran KPR/KPA tumbuh sekitar 15% tahun ini. Angka tersebut tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu yang hanya mencapai sekitar 8%. Tingginya target pertumbuhan tersebut lantaran Bank Mandiri ingin fokus menyasar segmen yang pasarnya masih tumbuh bagus. Meskipun tahun lalu pasar properti secara umum melambat tetapi segmen menengah bawah di harga Rp 500 jutaan masih tumbuh.
"Memang pasar di atas Rp 1 miliar masih lesu, tetapi untuk harga di bawah Rp 500 miliar masih sangat besar pasarnya. Kue permintaan itu memang berkumpul di situ makanya banyak juga pengembang besar mulai turun masuk ke segmen tersebut. Tahun ini, Bank Mandiri akan fokus di segmen harga itu sampai Rp 1 miliar," jelas
Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo kepada Kontan.co.id, Jumat (4/1). Tahun lalu, Bank Mandiri juga sudah mulai mengubah arah bisnis sejalan dengan kondisi pasar properti. Jika sebelumnya fokus mengincar pembiayaaan KPR/KPA di harga rata-rata Rp 700 jutaan, mereka mulai turun ke segmen Rp 450 jutaan ke bawah menyasar konsumen yang tujuannya membeli hunian untuk ditempati. Selain itu, Bank Mandiri juga turut dalam menyalurkan KPR subsidi dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Tahun ini, mereka akan membiayai sekitar 3.000 unit rumah dengan skema FLPP, meningkat dari tahun lalu yang hanya 1.000 unit. Walaupun tumbuh, namun Susatyo bilang porsi KPR/KPA terhadap total penyaluran kredit Bank Mandiri masih kecil yakni sekitar 5%. Tahun ini, dirinya berharap porsi tersebut akan naik sejalan dengan agresifnya target pertumbuhan yang mereka canangkan. Sementara guna mencapai target tersebut, perbankan pelat merah ini akan menyiapkan banyak program baru untuk memudahkan konsumen bisa mendapatkan hunian. Sementara PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menargetkan penyaluran KPR/KPA tumbuh 12% tahun ini. Sementara tahun lalu, pertumbuhan kredit perumahan atau apartemen bank swasta ini sekitar 11% . "Adapun porsi KPR/KPA terhadap total kredit CIMB Niaga tahun lalu sekitar 18%, meningkat 1%-2% dari tahun sebelumnya," ungkap Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan. Dalam menyasar pembiayaan perumahaan, CIMB Niaga Fokus menyasar segmen dengan harga rata-rata Rp 850 juta-an. Secara jumlah nasabah, pembiayaan yang dilakukan bank ini banyak di pasar primer. Namun, secara volume transaksi lebih banyak dari pasar
secondary karena harga produk propertinya jauh lebih tinggi. Guna mencapai target yang sudah dicanangkan, CIMB Niaga akan banyak melakukan kerjasama dengan pengembang dan juga dengan agen properti untuk pasar properti primer. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga akan fokus menggenjot penyaluran kredit properti tahun ini untuk mencapai target pertumbuhan kredit konsumer sekitar 21%-22%.
Handayani, Direktur Direktur Konsumer BRI mengatakan, potensi di pasar properti masih besar terutama untuk end user sejalan dengan adanya pelonggaran aturan LTV dan masih tingginya angka backlog perumahan. "Untuk kredit konsumer kita akan dorong ke pertumbuhan KPR." ujarnya. Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia (BI), pertumbuhan penyaluran KPR pada November 2018 meningkat menjadi 14%
year on year (yoy) dari 13,9% pada bulan sebelumnya dan KPA tumbuh 13,7% dari 13%. Padahal pertumbuhan kredit konstruksi maupun kredit multiguna mengalami penurunan sehingga secara total kredit konsumsi hanya tumbuh 11,1%, turun dari 11,4% dari bulan sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi