KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan akan kebanjiran dana-dana dari program pemerintah. Selain dari dana subsidi untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sektor perusahaan yang rutin setiap tahunnya, akan ada tambahan dana-dana lain yang dianggarkan pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari dampak Covid-19. Anggaran subsidi hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) taahun 2021 mencapai Rp 19,1 triliun untuk 157.500 unit rumah. Jumlah tersebut meningkat dari anggaran tahun ini sebesar Rp 11 triliun. Plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga dianggarkan meningkat dari Rp 190 triliun tahun ini jadi Rp 230 triliun. Sementara PEN yang dianggarkan tahun depan mencapai Rp 356,5 triliun dimana untuk mendukung sektor UMKM akan dialokasikan senilai Rp 48,8 triliun. Itu akan dipergunakan untuk subsidi kredit usaha rakyat (KUR), dukungan pembiayaan terhadap UMKM, penjaminan kredit modal kerja, serta cadangan pembiayaan PEN akan masuk di dalam program UMKM.
Selain itu, Menteri Keuangan juga menyebutkan bahwa penempatan dana di perbankan akan diteruskan pada tahun depan untuk menggerakkan kembali ekonomi di sektor UMKM. Sedangkan tahun ini, pemerintah sudah menempatkan dana PEN di bank untuk disalurkan dalam bentuk kredit senilai Rp 64,50 triliun. Kepada empat bank Himbara sebesar Rp 47,50 triliun, 11 bank daerah mendapat Rp 14 triliun dan tiga bank syariah Rp 3 triliun. Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR akan menggandeng 30 bank menyalurkan FLPP tersebut. Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan bank pelaksana itu telah dilakukan pada 18 Desember 2020. Bank tersebut terdiri dari 9 Bank Nasional yakni BTN, BTN Syariah, BNI, BNI Syariah, Bank Mandiri, BRI, Bank BRI Syariah, BRI Agro, dan Bank Artha Graha, serta 21 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin, mengatakan kriteria untuk menetapkan kuota awal bank pelaksana akan berdasarkan data realisasi FLPP, data potensi debitur SiKasep, dan nilai evaluasi bank. Selain itu, PPDPP akan berfokus pada kinerja realisasi penyaluran, ketepatan sasaran, dan kualitas bangunan rumah dalam penyaluraan FLPP," kata arief dalam keterangan resminya, Jumat (18/12). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) optimis bisa menyalurkan kuota KUR yang akan diberikan pemerintah kepada perseroan tahun depan. "Kami optimis sejalan dengan kondisi ekonomi yang lebih baik dan dengan digitalisasi proses bisnis BRI yg lebih cepat," kata Aestika Oryza, Sekretaris Perusahaan BRI pada KONTAN, Minggu (20/12).
Baca Juga: Kementerian BUMN akan rombak fokus bisnis bank BUMN, begini langkah Bank Mandiri Sepanjang tahun ini, BRI mampu menyalurkan KUR dengan optimal. Saat ini, perseroan telah berhasil merealisasikan seluruh kuota KUR yang diterima yakni Rp 136 triliun KUR mIkro dan Rp 8 triliun KUR super mikro. BRI juga siap menyukseskan penyaluran FLPP tahun depan. Perseroan telah mengajukan kuota sebanyak 25.000 unit. Aest bilang, tahap awal telah disetujui sebanyak 6.000 yang akan disalurkan di triwulan I 2021. Adapun kuota tahun 2020 sebesar 11.000 unit dengan nilai Rp 1,5 triliun sudah berhasil disalurkan BRI seluruhnya. Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR akan menggandeng 30 bank menyalurkan FLPP tersebut. Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan bank pelaksana itu telah dilakukan pada 18 Desember 2020. Bank tersebut terdiri dari 9 Bank Nasional dan 21 Bank Pembangunan Daerah (BPD). PT Bank Tabungan Negara Tbk juga mengaku siap mendukung penyaluran FLPP yang dicanangkan pemerintah. Bank ini melihat kebutuhan akan hunian masih sangat besar. Untuk mempercepat penyaluran Kredit Kepemilikan Ruah (KPR) tahun depan, perseroaan akan rajin menggelar pameran. Dengan program FLPP tersebut, BTN yakin penyaluraan kredit perseroan tahun depan akan tumbuh lebih agresif. "Kami optimistis bisa mencapai target tumbuh hingga 7% tahun 2021 dengan catatan kami bisa mendapatkan alokasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di atas 75%," kata Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury dalam paparaan virtual baru-baru ini.
Bank Mandiri juga akan mengajukan kenaikan kuota FLPP tahun depan. Pasalnya, perseroan mendapatkan permintaan KPR FLPP cukup tinggi tahun ini dengan jumlaah ppeline mencapai 1.000 unit. Sementara kuota yang diperoleh di 2020 hanya 2.800 unit dan itu sudah tersalurkan dengan cepat. EVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, masih banyaknya permintaan KPR FLPP ke Bank Mandiri lantaran saat ini sudah ada aplikasi Sikasep yang bisa digunakan calon pembeli rumah untuk menentukan rumah yang akan dibeli sekaligus memilih bank untuk memfasilitasi pembiayaannya. Ia menambahkan, Bank Mandiri bisa melakukan pembiayaan KPR subsidi itu tanpa harus melakukan perjanjian kerjasama (PKS) terlebih dahulu dengan pengembangnya selama bisa dilakukan jual putus atau sertifikat rumahnya sudah pecah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .