Perbankan akan optimalkan efisiensi tahun ini untuk kerek laba



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan masih akan terus mengoptimalkan efisiensi tahun ini, meskipun kondisi bunga cenderung stabil. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan laba hingga penghujung tahun.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) misalnya menargetkan menjaga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di kisaran 83%. Target tersebut ada di bawah capaian BTN pada tahun 2018 yakni 83,7%.

Selain untuk mendorong pertumbuhan laba tahun ini, program efisiensi tetap menjadi fokus BTN tahun di tahun 2019 untuk persiapan terkait pencadangan. "Tahun ini, BTN mulai persiapan dalam menghadapi implementasi PSAK 71 terkait Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)" kata Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso pada Kontan.co.id, Selasa (12/3).


Ada beberapa strategi efisiensi yang akan dilakukan BTN tahun ini. Pertama, melakukan sentralisasi proses operasional untuk meningkatkan efisensi serta meningkatkan peran kantor cabang sebagai point of sales dan services melalui inisiatif branch activity baik kredit maupun penghimpunan dana.

BTN juga akan melakukan otomatisasi proses operasi dengan mengintegrasikan end-to-end dengan menggunakan Enterprise Application Integration (EAI) dan Straight-Through Processing (STP) dengan tujuan mengurangi kebutuhan keterlibatan pengguna dan mengoptimalkan kecepatan proses transaksi. Kemudian, mereka akan meningkatkan low cost funding melalui pemetaan value chain nasabah.

PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) juga masih akan mengoptimalkan efisiensi tahun sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Haryono Tjahjarijadi, Direktur Utama Bank Mayapada mengatakan, pihaknya akan berupaya menjaga BOPO dibawah 90%.

Salah satu strategi efisiensi yang dilakukan Bank Mayapada adalah mengupayakan efisiensi biaya kantor. Mereka akan terus melakukan otomasi sehingga mengurangi biaya cetak dan kertas serta tinta. " Disamping itu, kami juga akan terus meningkatkan transaksi fee." kata Haryono.

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan menjaga rasio BOPO di kisaran 70,8% tahun ini. Target tersebut lebih tinggi dari BOPO tahun 2018 yang tercatat 70,01%.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Bank BNI Anggoro Eko Cahyo menyatakan kenaikan itu guna mengimbangi upaya meningkatkan rasio coverage terhadap kredit bermasalah yang jauh lebih tinggi.

Anggoro mengaku hal ini diambil sebagai antisipasi kondisi ekonomi tahun ini yang diperkirakan masih penuh tantangan, terutama aspek perekonomian global.

Guna mencapai target tersebut, BNI telah menyiapkan langkah-langkah efisiensi seperti ekspansi dana murah yang terdiri dari tabungan dan giro untuk menurunkan beban bunga, meningkatkan layanan dan fitur produk untuk menggenjot fee based income, efisiensi biaya operasional seiring penggunaan teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli